Tel Aviv, Mevin.ID – Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, diduga mengalami serangan siber yang menyebabkan kegagalan kritis saat menghadapi rentetan serangan rudal dari Iran.
Insiden ini terjadi di tengah eskalasi konflik militer yang telah memasuki hari kelima, dengan jumlah korban tewas dari kedua belah pihak terus bertambah.
Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, mengklaim bahwa sistem Iron Dome telah disusupi peretas. Dalam laporannya, IRNA menyebutkan bahwa beberapa rudal pencegat yang diluncurkan justru berbalik arah dan menghantam wilayah Israel sendiri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Para pengamat mengeklaim sistem Iron Dome telah diretas, hingga rudal Israel menghantam target di dalam negeri,” tulis IRNA, Selasa (17/6/2025).
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan kegagalan sistem pertahanan tersebut dalam mencegat rudal Iran, sementara beberapa misil musuh justru berhasil menembus dan menghantam target strategis di Israel dengan perlawanan minimal.
Kekacauan Bertambah karena Serangan Siber
Tak hanya itu, Direktorat Siber Nasional Israel sebelumnya mengakui terjadinya serangan siber pada hari Senin yang menyebabkan warga menerima peringatan darurat palsu. Pesan tersebut meminta warga menghindari tempat perlindungan bom umum, yang semakin memperburuk situasi keamanan dan psikologis di dalam negeri.
Sementara itu, laporan menyebutkan lebih dari 200 warga Iran tewas dalam serangan Israel, sedangkan korban jiwa di Israel mencapai lebih dari 20 orang.
Trump Desak Warga Tinggalkan Teheran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut angkat bicara. Dalam unggahannya di media sosial pada Senin malam, ia memperingatkan dunia internasional untuk segera meninggalkan Teheran, menyusul meningkatnya ketegangan.
“Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!” tulis Trump.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kemudian mengonfirmasi bahwa Trump memutuskan untuk kembali lebih awal dari KTT G7 di Kanada demi menangani krisis yang semakin memburuk ini.
Netanyahu Klaim Hambat Program Nuklir Iran
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan Israel telah berhasil menghambat pengembangan program nuklir Iran.
“Rezim ini sangat lemah,” ujarnya, merujuk pada Iran. Netanyahu juga mengaku terus menjalin komunikasi intensif dengan Presiden Trump setiap hari.
Meski demikian, Iran menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai. Sejumlah badan internasional, termasuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyatakan bahwa tidak ada bukti Iran melakukan upaya terorganisasi untuk membuat senjata nuklir sejak 2003. Namun, IAEA juga memperingatkan bahwa Iran memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa bom nuklir jika negara itu memilih untuk melakukannya.
Evakuasi Massal di Teheran
Dalam perkembangan terbaru, militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi terhadap 330.000 warga di wilayah tengah Teheran. Kawasan ini mencakup kantor pusat televisi nasional, markas besar kepolisian, dan tiga rumah sakit besar—salah satunya milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Ketegangan yang terus meningkat antara dua negara ini memicu kekhawatiran global akan pecahnya perang habis-habisan dan potensi konflik regional yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.***