Perayaan Festival Tradisi Suku Tidung : Iraw Tengkayu di Tarakan

- Redaksi

Selasa, 14 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cover: Festival Iraw Tengkayu (shutterstock_antonihalim)

Cover: Festival Iraw Tengkayu (shutterstock_antonihalim)

Mevin. ID – Festival Iraw Tengkayu, yang diselenggarakan di Tarakan, Kalimantan Utara, adalah sebuah perayaan budaya yang sangat berarti bagi suku Tidung. Sebagai salah satu suku asli di daerah ini, Tidung memiliki kekayaan budaya yang unik dan penuh warna, dan Festival Iraw Tengkayu adalah puncak dari perayaan tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi latar belakang, kegiatan, dan makna Festival Iraw Tengkayu di Tarakan, serta bagaimana festival ini memainkan peran penting dalam melestarikan tradisi suku Tidung.

Asal Usul Festival Iraw Tengkayu

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Festival Iraw Tengkayu memiliki akar yang dalam dalam budaya suku Tidung, salah satu suku Dayak yang mendiami bagian utara Kalimantan. Nama “Iraw” berarti “perayaan” dalam bahasa Tidung, sedangkan “Tengkayu” adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh laut. Pulau kecil yang dimaksud mewakilkan identitas Pulau Tarakan. Festival ini merupakan perayaan tahunan yang diadakan untuk menghormati dan merayakan warisan budaya, hasil panen, serta hubungan harmonis dengan roh leluhur.

Seiring berjalannya waktu, Festival Iraw Tengkayu berkembang menjadi acara yang lebih besar, melibatkan elemen-elemen budaya yang lebih luas dan menjadi ajang pertemuan bagi seluruh komunitas suku Tidung serta pengunjung dari luar daerah.

Kegiatan dan Acara Utama Festival

Festival Iraw Tengkayu di Tarakan dikenal dengan serangkaian kegiatan seperti beragam perlombaan, mengarak perahu, dan menghanyutkan sesaji ke laut.

Foto: Gambar detil dari kapal di Festival Iraw Tengkayu (shutterstock_antonihalim)

Puncak dari acara Festival Iraw Tengkayu adalah ritual adat Parade Padaw Tuju Dulung, yaitu perahu hias yang diarak keliling kota dan kemudian dihanyutkan ke tengah laut. Di bagian bawah perahu nantinya akan dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda untuk mengangkut Padaw Tuju Dulung.

Padaw Tuju Dulung terdiri dari tiga cabang yang disebut haluan. Haluan di bagian tengah dibuat tiga tingkat, sedangkan dua haluan lainnya (bagian kiri dan kanan) masing-masing dibuat menjadi dua tingkat. Adapun total tingkat yang ada di Padaw Tuju Dulung yakni tujuh tingkat. Total tingkatan tersebut bermakna jumlah hari dalam satu pekan, sebagai lambang perjalanan kehidupan manusia yang berulang setiap pekannya.

Sebelum acara inti Iraw Tengkayu akan dilaksanakan Pekan Kebudayaan Daerah selama 5 Hari. Pada hari berikutnya akan ada Pawai Budaya dan arak-arakan Perahu Padaw Tuju Dulung serta menampilkan berbagai macam kebudayaan daerah dari seluruh indonesia diikuti oleh seluruh komunitas, perusahaan BUMN dan BUMD, seluruh Organisasi Perangkat Daerah di Kota Tarakan, pelajar dan seluruh masyarakat kota Tarakan. Lalu hari berikutnya dilaksanakan acara inti yaitu tarian kolosal yang melibatkan 250 orang penari yang terdiri dari pelajar SMK/SMA se-kota Tarakan, dan selanjutnya penurunan/pelarungan Padaw Tuju Dulung ke laut sebagai ungkapan rasa syukur.

Foto: Peserta Festival Iraw Tengkayu (shutterstock_antonihalim)

Makna Sosial dan Budaya Iraw Tengkayu

Festival Iraw Tengkayu bukan hanya sekadar acara perayaan, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam. Bagi suku Tidung, festival ini adalah waktu untuk merayakan hasil panen, memperkuat ikatan komunitas, dan menjaga tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur. Festival ini juga berfungsi sebagai sarana untuk mendidik generasi muda tentang nilai-nilai budaya dan adat istiadat mereka.

Saat ini Festival Iraw Tengkayu termasuk salah satu acara dalam Karisma Event Nusantara Kemenparekraf sebagai bentuk pelestarian budaya yang mampu mendatangkan pergerakan wisatawan. Setiap tahunnya, Festival Iraw Tengkayu dilaksanakan pada bulan Oktober. (*)

Penulis : Mardisoe

Sumber Berita : Kemenparekraf.go.id

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sindrom Williams: Terlalu Ramah Hingga Tak Bisa Menilai Bahaya
Skema Iuran BPJS Kesehatan Bakal Berubah Total Mulai Juli 2025, Ini yang Perlu Kamu Tahu!
“Racun Plastik” di Rumah Kita: Bahan Kimia di Wadah Makanan hingga Sabun Diduga Tewaskan Ratusan Ribu Orang
Mural Warnai 347 Rumah di Dago, Bandung Bangun Kampung Wisata Bernuansa Cerita
Indonesia Fashion Week 2025 Usung “Ronakultura Jakarta”, Merayakan Vibrasi Kota Megapolitan
Thyme, Daun Ajaib Indonesia yang Jadi Rebutan Jepang dan Eropa!
Mata Kering Saat Menopause? Mungkin Bukan Sekadar Iritasi Biasa
Gunung Gede Kembali Terbuka, Tapi Wadon Tetap Jadi Wilayah Terlarang

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 23:13 WIB

Sindrom Williams: Terlalu Ramah Hingga Tak Bisa Menilai Bahaya

Kamis, 15 Mei 2025 - 21:19 WIB

Skema Iuran BPJS Kesehatan Bakal Berubah Total Mulai Juli 2025, Ini yang Perlu Kamu Tahu!

Minggu, 11 Mei 2025 - 12:10 WIB

“Racun Plastik” di Rumah Kita: Bahan Kimia di Wadah Makanan hingga Sabun Diduga Tewaskan Ratusan Ribu Orang

Rabu, 7 Mei 2025 - 09:30 WIB

Mural Warnai 347 Rumah di Dago, Bandung Bangun Kampung Wisata Bernuansa Cerita

Jumat, 2 Mei 2025 - 20:03 WIB

Indonesia Fashion Week 2025 Usung “Ronakultura Jakarta”, Merayakan Vibrasi Kota Megapolitan

Berita Terbaru