Petualangan Lama, Rasa Baru: Live-Action How to Train Your Dragon Buktikan Diri

- Redaksi

Sabtu, 21 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Review How to Train Your Dragon (2025): remake ini mampu menerjemahkan makna harfiah live-action, yakni menghadirkan versi animasinya menjadi nyata. (Universal Pictures & DreamWorks Animation LLC)

Review How to Train Your Dragon (2025): remake ini mampu menerjemahkan makna harfiah live-action, yakni menghadirkan versi animasinya menjadi nyata. (Universal Pictures & DreamWorks Animation LLC)

Bandung, Mevin.ID – Di tengah rasa lelah publik terhadap banjir remake Hollywood, kehadiran versi live-action How to Train Your Dragon (2025) ibarat angin segar yang membuktikan bahwa sebuah daur ulang bisa tetap magis — jika digarap dengan niat, bukan semata cuan.

DreamWorks untuk pertama kalinya menerjemahkan salah satu mahakarya animasinya ke medium live-action, dan hasilnya tak mengecewakan. How to Train Your Dragon berhasil menghidupkan kembali petualangan Hiccup dan Toothless bukan hanya dengan efek visual mutakhir, tapi juga dengan hati.

Mengulang Keajaiban, Tanpa Menghancurkan Ingatan

Keberhasilan live-action ini tidak lepas dari keputusan cerdas: tetap setia pada cerita asli. Tak ada twist berlebihan. Tak ada ambisi mengubah jalan cerita demi terlihat baru. Film ini tahu diri — bahwa mengutak-atik kisah yang sudah nyaris sempurna hanya akan menjebak pembuatnya sendiri.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dean DeBlois, yang juga menyutradarai versi animasi tahun 2010, kembali di kursi sutradara. Keputusannya untuk membawa kembali nuansa dan struktur asli terbukti jitu. Beberapa adegan bahkan hadir dalam format shot-for-shot, menghadirkan nostalgia sekaligus rasa kepercayaan: kita dituntun oleh tangan yang sama.

Visual Ciamik, Musik Ikonik, dan Pemeran Menawan

Pulau Berk kini tak lagi hanya khayalan dua dimensi. Berkat sentuhan visual Bill Pope — sinematografer yang dikenal lewat The Matrix — desa Viking, lautan kabut, hingga naga-naga raksasa menjelma menjadi lanskap hidup yang memesona. Bahkan detail seperti serpihan kayu di rumah Stoick atau tekstur sisik Toothless terlihat nyaris nyata.

Musik dari John Powell kembali hadir sebagai jantung emosional film ini. Dari hentakan petualangan hingga lirihnya kesedihan, scoring-nya mengikat penonton ke dunia yang pernah kita cintai — dan kini bisa disentuh lebih dekat.

Mason Thames sebagai Hiccup tampil meyakinkan. Sosoknya membawa kepolosan, keberanian, dan luka — karakterisasi yang pernah menjadikan Hiccup sebagai salah satu protagonis animasi paling disayangi. Di sisi lain, Nico Parker (Astrid), Gerard Butler (Stoick), hingga Nick Frost (Gobber) menghidupkan karakter dengan keseimbangan humor dan rasa hormat terhadap versi aslinya.

Masih Ada Cela, Tapi Tidak Mengganggu

Bukan berarti semuanya sempurna. Beberapa adegan terbang masih terasa “kasar” secara CGI, terutama saat interaksi karakter di punggung Toothless. Namun kekurangan ini tak cukup mengganggu untuk memutus keasyikan menonton — apalagi jika Anda datang dengan hati terbuka dan ingatan hangat akan versi animasinya.

Layak Tonton, Walau Tak Harus

Apakah versi ini wajib ditonton? Tidak. Apalagi jika Anda merasa versi animasi sudah terlalu melekat di hati. Namun jika Anda ingin merasakan kembali sihir hubungan manusia dan naga dalam kemasan baru yang tetap hangat dan megah, maka How to Train Your Dragon versi live-action adalah undangan yang layak diterima.

Dan mungkin, untuk pertama kalinya dalam deretan remake yang terasa sinis dan repetitif, kita bisa berkata: ini lebih dari sekadar pengulangan — ini adalah bentuk penghormatan.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Karpet Cangkang Kopi Sepanjang 11 Meter: Doa Diam-diam Harsudi Hartono untuk Jokowi
Peterpan Umumkan Vokalis Baru untuk Konser Reuni 25 Tahun, Tanpa Ariel
Gi-hun Kembali, Tapi Dunia Masih Sama Kejamnya – Resensi Squid Game Musim 3
Peterpan Umumkan Comeback, Siap Gelar Konser di Bandung Agustus Mendatang
Hari ini, D13Hard Festival 2025 Siap Digelar di Bandung, Usung Tema “Flying High”
Lagu dari Hati Seorang Anak: Aqilah Syafira Persembahkan “Terima Kasih Ibu”
Kirab Haul Pangeran Pulasaren: Warisan Budaya Cirebon Menuju Panggung Wisata Dunia
Superman Kembali Terbang: Harapan Baru dari Langit DC Studios

Berita Terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 21:06 WIB

Karpet Cangkang Kopi Sepanjang 11 Meter: Doa Diam-diam Harsudi Hartono untuk Jokowi

Kamis, 3 Juli 2025 - 19:19 WIB

Peterpan Umumkan Vokalis Baru untuk Konser Reuni 25 Tahun, Tanpa Ariel

Senin, 30 Juni 2025 - 12:33 WIB

Gi-hun Kembali, Tapi Dunia Masih Sama Kejamnya – Resensi Squid Game Musim 3

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:26 WIB

Peterpan Umumkan Comeback, Siap Gelar Konser di Bandung Agustus Mendatang

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:16 WIB

Hari ini, D13Hard Festival 2025 Siap Digelar di Bandung, Usung Tema “Flying High”

Berita Terbaru

Berita

Mendagri Pastikan Gibran Tak Akan Berkantor di Papua

Selasa, 8 Jul 2025 - 20:32 WIB