Pidato Prabowo di Parlemen Turki Disambut 17 Kali Tepuk Tangan dan Standing Ovation

- Redaksi

Kamis, 10 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Prabowo Subianto berpidato di Gedung Majelis Agung Nasional Turki, Ankara, Kamis (10/4/2025) dalam rangkaian lawatan luar negerinya ke Turki. ANTARA/HO-TBMM Turki.

Presiden Prabowo Subianto berpidato di Gedung Majelis Agung Nasional Turki, Ankara, Kamis (10/4/2025) dalam rangkaian lawatan luar negerinya ke Turki. ANTARA/HO-TBMM Turki.

Ankara, Turki, Mevin.ID — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mendapat sambutan luar biasa saat berpidato di hadapan Majelis Agung Nasional Turki (TBMM) di Ankara, Kamis (10/4/2025).

Pidatonya yang berdurasi sekitar 15 menit itu disambut tepuk tangan sebanyak 17 kali dan diakhiri dengan standing ovation dari seluruh anggota parlemen Turki.

Pidato ini menjadi momen bersejarah, karena merupakan kali pertama Prabowo menyampaikan pidato resmi di hadapan parlemen luar negeri sejak dilantik sebagai Presiden RI.

Di gedung megah Majelis Agung Nasional Turki, Prabowo tampil bukan hanya sebagai kepala negara, tapi juga sebagai sahabat dan saudara bagi rakyat Turki.

“Saya tidak hanya datang ke Turki sebagai Presiden Indonesia. Saya datang sebagai sahabat. Saya datang sebagai saudara,” ujar Prabowo, dengan nada penuh semangat.

Sejarah yang Mengikat Dua Bangsa

Dalam pidatonya, Prabowo banyak menyinggung kedekatan historis Indonesia dan Turki yang telah terjalin sejak masa Kesultanan Ottoman.

Ia mengenang bagaimana Kesultanan Utsmani mengirim bantuan militer dan logistik ke kesultanan-kesultanan di Nusantara yang sedang melawan kolonialisme Barat.

“Rakyat Indonesia, khususnya di Aceh, Sumatera, dan Deli Serdang, masih mengenang bagaimana nenek moyang mereka dibantu oleh Kekaisaran Ottoman,” kata Prabowo.

Kekaguman Pribadi terhadap Tokoh Besar Turki

Prabowo juga mengungkap kekagumannya terhadap Mustafa Kemal Atatürk dan Sultan Mehmed al-Fatih, dua tokoh penting dalam sejarah Turki.

Ia bahkan menyebut memiliki patung Atatürk di ruang kerja dan rumah pribadinya di Jakarta, sebagai simbol inspirasi akan kepemimpinan dan transformasi bangsa.

“Mereka bukan hanya pahlawan militer, tetapi pemimpin berwawasan yang membangun peradaban. Kepemimpinan mereka memberi pelajaran berharga bagi saya,” ucap Prabowo.

Dukungan Tegas untuk Palestina

Pidato Presiden Prabowo juga sarat dengan pesan kemanusiaan. Ia secara tegas menyuarakan dukungan Indonesia untuk perjuangan rakyat Palestina yang saat ini menghadapi genosida dan krisis kemanusiaan di Gaza.

“Banyak negara bicara soal demokrasi dan hak asasi manusia. Tapi ketika anak-anak dan ibu-ibu di Gaza dibom, mereka diam. Mereka pura-pura tidak tahu. Turki punya sikap tegas. Indonesia ingin berdiri bersama Turki membela rakyat tertindas,” tegasnya.

Pernyataan ini disambut tepuk tangan panjang dari parlemen Turki yang terkenal vokal dalam membela Palestina.

Ajakan untuk Kolaborasi Global

Di akhir pidatonya, Prabowo memaparkan visinya untuk mentransformasi Indonesia menjadi negara bersih dari korupsi dan makmur untuk semua rakyatnya.

Ia mengajak Turki untuk bekerja sama lebih erat di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pendidikan, pertahanan, budaya, hingga teknologi.

“Peradaban kita membutuhkan perjuangan bersama untuk mencapai hak semua bangsa—hidup damai, aman, dan tanpa penindasan.

Indonesia dan Turki bisa berbuat lebih bagi masa depan umat manusia,” ujar Prabowo yang langsung disambut standing ovation.

Selanjutnya Bertemu Erdogan

Usai pidato yang bersejarah tersebut, Prabowo langsung melanjutkan agenda kenegaraannya dengan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan di Istana Kepresidenan Turki, Ankara.

Pertemuan ini dijadwalkan membahas penguatan kerja sama bilateral serta langkah konkret mewujudkan kemitraan strategis antara dua negara sahabat.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Efek Domino Putusan MK: Ketua KPK hingga Kepala BNN Terkena Imbas
Larangan Polisi Rangkap Jabatan Sipil, Jimly: “Tak Ada Ruang untuk Tafsir”
Sebagian Besar dari 40 Masukan Publik untuk RUU KUHAP Diakomodasi Pemerintah dan DPR
Gerindra Pertimbangkan Penolakan Kader terhadap Rencana Masuknya Budi Arie
Roy Suryo dan dr Tifa Diperiksa 9 Jam, Jawab 377 Pertanyaan dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi
DPR–Pemerintah Sepakat Hapus Status Polri sebagai Penyidik Tertinggi dalam RKUHAP
Da’i Bachtiar: Ledakan di SMAN 72 Lebih Berbahaya dari Terorisme Konvensional
Yusril: Putusan MK Jadi Titik Balik Reformasi Kepolisian

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 14:12 WIB

Efek Domino Putusan MK: Ketua KPK hingga Kepala BNN Terkena Imbas

Jumat, 14 November 2025 - 10:54 WIB

Sebagian Besar dari 40 Masukan Publik untuk RUU KUHAP Diakomodasi Pemerintah dan DPR

Jumat, 14 November 2025 - 10:44 WIB

Gerindra Pertimbangkan Penolakan Kader terhadap Rencana Masuknya Budi Arie

Jumat, 14 November 2025 - 09:52 WIB

Roy Suryo dan dr Tifa Diperiksa 9 Jam, Jawab 377 Pertanyaan dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi

Jumat, 14 November 2025 - 09:44 WIB

DPR–Pemerintah Sepakat Hapus Status Polri sebagai Penyidik Tertinggi dalam RKUHAP

Berita Terbaru

Kolom

Jeritan yang Tak Didengar: Membaca Ulang Tragedi SMAN 72

Jumat, 14 Nov 2025 - 15:36 WIB