Jakarta, Mevin.ID – Ada yang menarik dari pertemuan dua pemimpin negara pagi tadi di Istana Merdeka. Dalam kunjungan kenegaraan resminya ke Indonesia, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tak segan memuji salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut Albanese, MBG adalah contoh konkret dari upaya membangun bangsa atau nation-building yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup rakyat.
“Pertumbuhan dan transformasi yang dicapai Indonesia merupakan hasil dari kerja keras dan aspirasi rakyat Indonesia, mulai dari program pembangunan seperti makan bergizi gratis, yang merupakan inisiatif Presiden Prabowo,” ujar Albanese dalam pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Kamis (15/5).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menuju Lima Besar Ekonomi Dunia
Albanese juga menyampaikan optimismenya terhadap masa depan Indonesia. Dengan program-program strategis yang tengah dijalankan, ia meyakini Indonesia bisa masuk lima besar ekonomi dunia pada akhir 2035.
Ia menyoroti posisi penting Indonesia di kawasan Indo-Pasifik—sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia dan salah satu kekuatan regional dengan pertumbuhan tercepat.
“Bagi Australia, memperkuat hubungan dagang dan meningkatkan investasi di Indonesia adalah langkah yang wajar, penting, dan tidak terelakkan,” tegas Albanese.
Diplomasi Hangat dan Kopi Jos
Kunjungan ini tak sekadar diplomasi formal. Presiden Prabowo menyambut PM Albanese dengan upacara kenegaraan di halaman Istana, disusul pertemuan empat mata, lalu rapat bilateral antardelegasi.
Sejumlah menteri kunci Indonesia ikut hadir, dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, hingga Menkominfo Meutya Hafid dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Setelahnya, suasana jadi lebih santai. PM Albanese diajak santap siang oleh Presiden Prabowo. Menu khas Indonesia seperti gado-gado dan kopi jos disajikan di meja makan.
Di sela obrolan, tersirat pula ajakan dari Presiden Prabowo agar Albanese mengunjungi Hambalang untuk berkuda bersama—ajakan yang tak biasa dalam protokol diplomatik, tapi mencerminkan gaya personal Prabowo yang khas.***