Mevin.ID – Keripik merupakan makanan olahan yang terbuat dari hasil alam seperti umbi-umbian, sayuran, atau buah-buahan yang diiris tipis-tipis, digoreng dan dibumbui.
Bahan baku sendiri dari pembuatan kripik terbuat dari buah pisang, singkong, ubi, sayuran hijau maupun buah-buahan lainnya yang dikeringkan.
Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah, keripik bisa dicampur juga dengan adonan tepung dan diberi bumbu rempah tertentu. Ada juga keripik yang diberi taburan rasa tambahan, seperti keju, coklat, garam, bubuk cabe, rumput laut, dll. Dan ternyata makanan ringan ini sangat digemari oleh banyak kalangan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Karena selain rasanya yang renyah dan gurih, keripik juga bisa dinikmati di waktu santai bersama teman dan keluarga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada pandemi Covid-19 yang lalu beberapa sektor memang terdampak cukup serius hingga gulung tikar. Namun, menurut Menteri Perdagangan, pandemi 2 tahun terakhir ini justru malah menjadi berkah oleh sebagian orang. Bahkan bisa menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya ke kancah internasional. Salah satu contoh perusahaan makanan ringan level UKM yang berhasil menembus pasar global adalah PT Parestu Estu Guna.
UKM asal Bojonegoro tersebut mulai merambah pasar internasional pada bulan Januari 2020. Produk keripik singkong yang berhasil dikirim oleh UKM Jawa Tengah tersebut sudah menembus pasar Amerika Serikat (Kemendag). Pengiriman pertamanya berjumlah 320 karton dengan nilai 5.200 USD atau sekitar 74 juta rupiah (kurs hari ini).
Kenapa Keripik?
Indonesia dikenal sebagai penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan Bahan baku pembuatan keripik di tanah air begitu melimpah. Ditambah letak geografis di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia memiliki intensitas cahaya matahari lebih banyak dan curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga kondisi ini sangat menguntungkan untuk aktivitas bercocok tanam.
Ditambah dengan lahan hijau yang sangat luas menjadikan Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan luas lahan pertanian di tahun 2020 adalah seluas 10,66 juta hektar dengan produksi hasil panen sejumlah 54,65 juta ton. Beberapa hasil alam di sektor pertanian adalah padi, singkong, ubi, kentang, sayuran, kacang-kacangan dan sebagainya.
Data lain juga menyebutkan jika luas area perkebunan sendiri di Indonesia mencapai 9,58 juta hektar di tahun 2020 (Data BPS). Perkebunan Indonesia banyak menghasilkan buah-buahan yang beragam. Diantaranya pada tahun 2020, panen terbanyak didapat dari produksi buah pisang sejumlah 8,2 juta ton dibanding dengan hasil panen buah lainnya (Data BPS). Jumlah sumber daya alam ini tentunya menjadi peluang bagus untuk dijadikan ladang mendulang rupiah.
Penulis : Mardisoe
Sumber Berita : Kop.go.id
Halaman : 1 2 Selanjutnya