Jakarta, Mevin.ID – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Indonesia akan menerapkan manajemen berstandar internasional. Hal ini disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/3).
“Saya yakin manajemen semua aset di bawah Danantara akan lebih baik karena kita akan pakai manajemen yang berstandar internasional. Juga dengan beberapa penasihat-penasihat tingkat internasional, kita ingin mengajak,” kata Prabowo.
Tokoh Internasional Bergabung
Sejumlah tokoh internasional telah bergabung dalam struktur kepengurusan Danantara, di antaranya investor asal Amerika Serikat Ray Dalio dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair sebagai Dewan Penasihat. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan aset dan investasi strategis.
Konsolidasi Aset BUMN
Peluncuran Danantara Indonesia merupakan terobosan besar pemerintah dengan mengonsolidasikan seluruh aset dan dana BUMN dalam satu lembaga. “Ini adalah keputusan yang berani karena kita mengonsolidasikan seluruh aset dan dana BUMN untuk dikelola dalam satu lembaga,” ujar Prabowo.
Presiden menekankan bahwa dana dan aset BUMN merupakan kekuatan ekonomi pemerintah yang harus dikelola dengan baik, transparan, dan akuntabel.
Pengawasan dan Kehati-hatian
Prabowo meminta pimpinan Danantara untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. “Kalau perlu, keputusan-keputusan itu diambil secara hati-hati dan tidak perlu terlalu cepat. Ini adalah kekayaan anak dan cucu kita. Harus dijaga dengan baik,” tegasnya.
Selain itu, Presiden meminta pengawasan dan penilaian risiko dilakukan secara berlapis, melibatkan tokoh masyarakat dari berbagai kalangan. Kebijakan yang dikeluarkan pimpinan Danantara juga harus dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan setiap saat.
Peran dan Proyek Strategis Danantara
Danantara, sebagai sovereign wealth fund (SWF) milik Indonesia yang diluncurkan pada 24 Februari 2025, berperan dalam mengoptimalisasi aset-aset BUMN untuk diinvestasikan dalam berbagai proyek strategis berjangka panjang.
Dana kekayaan negara ini mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS. Gelombang pertama investasi senilai 20 miliar dolar AS akan diprioritaskan untuk proyek strategis, antara lain:
- Hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga.
- Pembangunan pusat data dan kecerdasan buatan.
- Kilang minyak dan pabrik petrokimia.
- Produksi pangan dan protein.
- Akuakultur.
- Energi terbarukan.
Dengan manajemen berstandar internasional dan dukungan tokoh-tokoh berpengalaman, Danantara diharapkan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi strategis yang berkelanjutan.***





















