Bogor, Mevin.ID – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor Indonesia di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Menurutnya, kebijakan tarif impor AS yang mencapai total 42 persen terhadap produk Indonesia—gabungan dari tarif umum sebesar 10 persen dan tarif khusus sebesar 32 persen—harus disikapi dengan strategi baru yang berani dan adaptif.
“Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru,” ujar Presiden Prabowo dalam wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4), seperti disiarkan TVRI dan dikutip di Jakarta, Selasa.
Presiden menyebut bahwa perubahan peta ekonomi global akibat kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump menuntut Indonesia untuk melindungi kepentingan nasional dengan langkah taktis.
Salah satunya adalah dengan menjajaki pasar-pasar non-tradisional, termasuk benua Afrika yang dinilai sebagai kawasan dengan potensi besar.
“Afrika adalah the new emerging market dunia. Jumlah penduduknya besar, sumber dayanya melimpah, dan kebutuhannya pun tinggi,” jelas Presiden.
Ia mencontohkan kesuksesan sejumlah perusahaan Indonesia, seperti Salim Group, yang telah lebih dulu menembus pasar Afrika dengan produk makanan instan.
“Indomie sudah jadi makanan favorit di banyak negara Afrika, seperti Nigeria, Turki, dan Mesir. Mereka bahkan mengira itu makanan lokal mereka,” tambahnya sambil tersenyum.
Presiden juga menyebutkan bahwa kebijakan tarif AS akan memukul beberapa sektor industri nasional, terutama yang bersifat padat karya seperti tekstil, garmen, sepatu, dan furnitur. “Ini berat, karena sektor-sektor ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” ujarnya.
Sebagai respons diplomatik, Presiden menyampaikan bahwa dirinya telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk memimpin upaya negosiasi langsung dengan Pemerintah Amerika Serikat di Washington.
“Saya akan kirim Pak Airlangga ke Washington. Kita sudah punya jaringan dengan tokoh-tokoh penting di sana. Kita akan berdiskusi untuk mencari solusi melalui negosiasi,” kata Prabowo.
Kebijakan tarif AS diumumkan secara resmi oleh Presiden Donald Trump pada 2 April 2025, dengan implementasi bertahap.
Tarif umum sebesar 10 persen diberlakukan terhadap semua negara mulai 5 April, sementara tarif khusus terhadap negara-negara tertentu, termasuk Indonesia, efektif berlaku mulai 9 April pukul 00.01 EDT (11.01 WIB).
Dalam kebijakan tersebut, Indonesia dikenakan tarif khusus sebesar 32 persen. Sementara itu, negara-negara ASEAN lainnya terkena tarif bervariasi: Filipina (17%), Singapura (10%), Malaysia (24%), Thailand (36%), Vietnam (46%), dan Kamboja (49%).***





















