Program Makan Bergizi Gratis Sudah Cukup? Belum Kalau Belum Ada Susu, Kata Pakar

- Redaksi

Kamis, 12 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis

Sukabumi, Mevin.ID — Nasi, lauk, sayur, buah—lengkap. Tapi menurut Badan Gizi Nasional (BGN), menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum benar-benar lengkap kalau belum ada satu hal ini: susu.

“Dari makanan saja, kebutuhan makro seperti protein, karbohidrat, dan lemak memang sudah tercukupi. Tapi angka kecukupan gizi kalsium kita baru 12 persen,” ujar Prof. Epi Taufik, Guru Besar IPB yang juga tim pakar susu BGN.

Susu dan Anak-anak yang Tak Terbiasa Minum

Dalam proyek percontohan MBG di Warungkiara, Sukabumi—yang digelar bahkan sebelum Pemilu 2024—tim BGN menemukan fakta menarik: 60 persen dari 3.000 siswa SD hingga SMA tidak terbiasa minum susu.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun begitu susu mulai dibagikan, respons anak-anak luar biasa. “Ketika susu disediakan dalam dispenser, banyak anak minta nambah sampai tiga kali. Akhirnya kami kembali ke susu kotak agar distribusinya adil,” kata Epi dalam acara BGN Talks Episode 2.

Mengapa Susu Penting?

Menurut Epi, susu bukan sekadar pelengkap. “Susu mengandung kalsium, vitamin D, dan vitamin B kompleks, yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan saraf, apalagi bagi anak usia 9 sampai 13 tahun yang sedang mengalami puncak pertumbuhan kedua.”

Ia menegaskan, masa ini adalah periode emas—terutama untuk mencegah stunting dan membantu pertumbuhan tinggi badan. Tanpa kalsium dan vitamin D yang cukup, anak-anak bisa kehilangan potensi tumbuh optimal.

Bagaimana Kalau Ada Anak yang Tak Cocok Minum Susu?

Mungkin ada yang bertanya-tanya soal laktosa intoleransi. Tapi BGN menegaskan, tidak ditemukan kasus signifikan selama program berlangsung.

“Susu yang diberikan hanya 200 ml. Selama kandungan laktosa di bawah 12 gram, itu aman dikonsumsi. Kami belum temukan kasus diare atau keluhan perut,” jelas Epi.

Strategi BGN: Susu Lokal, Bukan Impor

BGN juga menyadari tantangan logistik dan anggaran. Namun dalam wawancara terpisah, lembaga ini menegaskan strategi pemenuhan susu akan memprioritaskan produksi dalam negeri—untuk menghindari ketergantungan impor dan sekaligus mendorong pertumbuhan peternak lokal.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemerintah Siap Ambil Alih Lahan Terlantar Lewat Mekanisme Reforma Agraria
Jokowi Tak Gentar Hadapi Tuduhan Ijazah Palsu: “Saya Tahu Ini Agenda Besar Politik”
Menteri ATR: 48 Persen Lahan Bersertifikat Dikuasai oleh 60 Keluarga
Gubernur Dedi Mulyadi Temukan Warga Miskin Konsumsi Makanan dari Sampah di Sekitar TPA Sarimukti
Putusan MK soal Pemisahan Pemilu Dinilai Lampaui Kewenangan, Dituding Timbulkan Kebuntuan Konstitusi
Fakta Baru Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru, Istri Tiga Kali Minta Kamarnya Dicek
Ayah dan Anak Jadi Tersangka Korupsi Minyak Mentah Pertamina, Kerugian Negara Capai Rp 285 Triliun
Mulai 14 Juli, Jam Masuk SMA/SMK/SLB di Jabar Dimajukan ke 06.30 WIB, MPLS Libatkan TNI-Polri

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 19:50 WIB

Pemerintah Siap Ambil Alih Lahan Terlantar Lewat Mekanisme Reforma Agraria

Senin, 14 Juli 2025 - 19:26 WIB

Jokowi Tak Gentar Hadapi Tuduhan Ijazah Palsu: “Saya Tahu Ini Agenda Besar Politik”

Senin, 14 Juli 2025 - 09:51 WIB

Menteri ATR: 48 Persen Lahan Bersertifikat Dikuasai oleh 60 Keluarga

Minggu, 13 Juli 2025 - 22:45 WIB

Gubernur Dedi Mulyadi Temukan Warga Miskin Konsumsi Makanan dari Sampah di Sekitar TPA Sarimukti

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:41 WIB

Putusan MK soal Pemisahan Pemilu Dinilai Lampaui Kewenangan, Dituding Timbulkan Kebuntuan Konstitusi

Berita Terbaru