Puluhan Perupa Tampilkan Karya Bertema Memorial di Batang

- Redaksi

Senin, 17 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah pengunjung terkesan pada lukisan saat berkunjung dalam pameran bertajuk

Sejumlah pengunjung terkesan pada lukisan saat berkunjung dalam pameran bertajuk

Batang, Mevin.ID – Puluhan lukisan karya para maestro seni rupa dari berbagai daerah dipamerkan, memanjakan mata penikmatnya untuk menyelami masa silam.

Pameran bertajuk “PartiSpasi” menggambarkan jarak antara perupa dengan kenangan, lingkungan maupun penciptanya, dalam berbagai ekspresi.

Ketua panitia Land Art #2, Serbuk Pensil, Saiful Bassyar mengatakan, pameran tersebut digelar untuk membangkitkan kenangan masa lalu para perupa lewat sebuah karya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“23 karya dipamerkan mulai 14-18 Februari 2025, menghadirkan 19 seniman dari Batang, 3 dari Pekalongan dan 1 dari Blora,” katanya, saat ditemui di Sanggar Pekerti, Desa Kalipucang Kulon Batang, Kabupaten Batang, Jumat (14/2/2025) malam.

Selaku kurator Daniel Farits menerangkan, pameran ini menjadi sangat penting, bagi perupa maupun penikmatnya karena menyimpan memori tersendiri.

“Semoga kita selalu mengenang semua yang di benak kita, ada kenangan baik dan pahit yang dijadikan pembelajaran,” harapnya.

Salah satu perupa asal Singokerten, Arief Hadinata menceritakan karyanya berjudul “Kupu-Kupu yang Lucu”, adalah penggambaran barang bekas.

“Saya menggambarkan barang bekas yang bercerita keluh kesahnya, divisualisasi sosok manusia dikelilingi kupu yang rindu masa kecilnya,” jelasnya.

Pelukis asal Batang, Bayhaqi dengan karya “Dream Flow” yang mencerminkan pesan mendalam tentang cita-cita akhir manusia adalah kematian.

“Disimbolkan seekor burung yang mati dengan bahagia di atas apel yang bermakna ketenangan karena selama hidup mengikuti garis kehidupan yang ditentukan Tuhan,” terangnya.

Salah satu pengunjung, Wito terkesan pada lukisan yang mengingatkan masa kecilnya, ketika ingin menonton acara televisi harus rela berdesakan.

“Saya teringat dahulu tahun 70′, melihat acara televisi di tetangga karena sekampung yang punya cuma satu),” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua II DKD Batang, Ahmad Zaenuri membenarkan, tiap kali seniman berkarya tidak lepas dari keresahan di lingkungannya.

“Kalau sampai seniman tidak peduli dengan lingkungannya, patut dipertanyakan kesenimanannya, maka pantas begitu dekat jarak mereka dengan lingkungannya,” ujar dia. ***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

“Layar” dari Titi DJ dan Cakra Khan: Lagu Perpisahan yang Lahir di Tengah Dingin Praha
Kisah Hidup Madonna Siap Diangkat Jadi Serial Netflix: Dari Queen of Pop ke Layar Kaca
“Godbless Unplugged”: 52 Tahun Rock, Kini Lebih Intim dan Akustik
Streaming Musik Bukan Sekadar Tren: Begini Spotify Bantu Musisi Lokal Tembus Global
Wayang Kulit Hadir di California: Ki Midiyanto dan Putranya Pentas di SDSU Setelah 30 Tahun
Sentry Tiba di MCU! Superhero Setara Thor & Hulk Ini Muncul Pertama Kali di Film Thunderbolts
Seba Badui: Jejak Kaki, Hasil Bumi, dan Wasiat Leluhur yang Terus Hidup
Ahmad Dhani Dituding Plagiat Lagu Chrisye, Balas Sindir Netizen: “IQ 78”

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 20:50 WIB

“Layar” dari Titi DJ dan Cakra Khan: Lagu Perpisahan yang Lahir di Tengah Dingin Praha

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:16 WIB

Kisah Hidup Madonna Siap Diangkat Jadi Serial Netflix: Dari Queen of Pop ke Layar Kaca

Rabu, 7 Mei 2025 - 22:44 WIB

“Godbless Unplugged”: 52 Tahun Rock, Kini Lebih Intim dan Akustik

Rabu, 7 Mei 2025 - 10:00 WIB

Streaming Musik Bukan Sekadar Tren: Begini Spotify Bantu Musisi Lokal Tembus Global

Senin, 5 Mei 2025 - 15:52 WIB

Wayang Kulit Hadir di California: Ki Midiyanto dan Putranya Pentas di SDSU Setelah 30 Tahun

Berita Terbaru