Bekasi, Mevin.ID – Proyek revitalisasi Pasar Kranji Baru yang telah mangkrak lebih dari lima tahun, kini kembali menjadi sorotan. Bukan hanya karena progres pembangunan yang baru mencapai 10 persen, tapi juga karena beredarnya isu transaksi jual beli kios di kalangan pedagang.
Ironisnya, sebagian pedagang yang sudah menyetor uang muka dan angsuran justru merasa terusik dengan praktik ini.
“Ya, betul. Sekarang ini, transaksi jual beli kios itu beredar di kalangan pedagang. Kabarnya, dimainkan oleh oknum Kepala Unit Pasar,” ujar Udin, salah satu pedagang warung kopi di lokasi pasar. Udin meminta namanya disamarkan karena situasi yang belum kondusif.
Menurutnya, kabar ini mencuat dari obrolan para pedagang yang berjualan di area TPS bawah. Meski belum ada bukti langsung yang dia lihat, cerita tentang “jual beli kios” semakin ramai terdengar.
LSM KOMPAS Turun Tangan, Temukan Bukti Transaksi
Kepala Bidang Investigasi dan Observasi LSM KOMPAS (Komunitas Masyarakat Peduli Aspirasi), Ismail Yudistira alias Bang Tara, membenarkan temuan tersebut.
“Dari hasil investigasi kami, memang ada 4 pedagang yang sudah menyerahkan sejumlah uang untuk pemesanan kios. Dalam bukti tanda terimanya, tertulis jelas sebagai ‘uang tanda jadi’,” ungkapnya.
Bang Tara mengatakan, data tersebut sudah diserahkan ke pengurus pusat LSM KOMPAS. Bahkan, lembaganya telah melayangkan surat klarifikasi kepada pihak-pihak terkait, termasuk instansi yang menaungi unit pasar tersebut.
Pedagang Bingung, Sudah Punya HPTD tapi Masih Diiming-Imingi Kios
Hal yang bikin para pedagang geram adalah munculnya praktik transaksi tersebut padahal mereka sudah memegang Hak Pemakaian Tempat Dasaran (HPTD).
“Sudah punya HPTD, tapi malah diiming-imingi kios. Bukannya memberi kepastian, malah bikin bingung. Kalau mau genjot PAD, bukan begini caranya,” kata Bang Tara, menirukan pernyataan salah satu tokoh pedagang.
Para pedagang khawatir, jika praktik ini terus dibiarkan tanpa pengawasan, bisa memicu konflik horizontal dan makin merusak citra pasar yang sebenarnya sedang mereka perjuangkan untuk bangkit kembali.***
Penulis : Ade Ma’arif Al-Farizi
Editor : Pratigto





















