Jakarta, Mevin.ID – Pemerintah Indonesia siap meningkatkan impor dari Amerika Serikat (AS) hingga US$ 18–19 miliar sebagai langkah strategis untuk menurunkan ketegangan dagang dengan Negeri Paman Sam.
Langkah ini ditempuh setelah AS menerapkan tarif perdagangan sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, keputusan tersebut diambil sebagai respons atas permintaan AS untuk memperkecil defisit neraca perdagangan mereka dengan Indonesia, yang kini mencapai angka US$ 18 miliar.
“Seluruh isu kita jawab, termasuk rencana Indonesia untuk mengompensasi selisih ekspor-impor dengan AS, besarannya US$ 18–19 miliar,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Komoditas Masih Dirahasiakan
Pemerintah Indonesia, menurut Airlangga, telah menyiapkan sejumlah komoditas strategis yang akan menjadi target impor dari AS.
Namun, detailnya masih belum diungkap ke publik karena merupakan bagian dari materi negosiasi yang akan dibawa ke Washington DC dalam pertemuan dagang pada 16–23 April 2025.
Yang pasti, barang-barang yang selama ini umum diimpor dari AS ke Indonesia antara lain adalah komoditas agrikultur, seperti gandum (wheat) dan kedelai (soybean).
“Indonesia akan beli barang dari AS sesuai kebutuhan,” tegas Airlangga. “Tapi pembelian barang kan belum tentu berarti impor.”
Tim Negosiasi Berangkat
Dalam waktu dekat, tim negosiator Indonesia akan bertolak ke AS untuk membuka kembali jalur komunikasi dan menekan potensi eskalasi tarif.
Airlangga juga menambahkan bahwa strategi ini tak hanya bertujuan memperkuat hubungan dagang, tapi juga menjaga stabilitas harga pangan domestik.
Apakah strategi “tambahan impor” ini akan cukup untuk meredam tekanan tarif dari AS? Kita tunggu hasil diplomasi ekonomi Indonesia di Washington minggu depan.***





















