Jakarta, Mevin.ID – Nilai tukar rupiah membuka awal pekan dengan penguatan tipis. Pada pembukaan perdagangan Senin pagi (14/4), rupiah menguat sebesar 9 poin atau 0,05 persen ke level Rp16.787 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.796 per dolar.
Menurut Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, penguatan ini dipicu oleh sentimen positif dari kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pemerintah AS mengecualikan sekitar 20 produk elektronik – termasuk ponsel pintar, komputer, router, chip semikonduktor, dan perangkat teknologi lainnya – dari pengenaan tarif resiprokal.
“Keputusan ini memberikan angin segar ke pasar. Indeks saham Asia, khususnya yang berkaitan dengan sektor elektronik, terlihat menguat pagi ini. Ini turut mendukung penguatan rupiah,” ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta.
Tak hanya itu, rupiah juga terbantu oleh melemahnya indeks dolar AS yang turun ke bawah level 100 – titik yang belum pernah disentuh sejak Juli 2023. Penurunan ini dipicu kekhawatiran investor terhadap dampak negatif kebijakan tarif baru terhadap ekonomi dan aset keuangan Amerika Serikat.
“Sentimen-sentimen tersebut memberikan ruang bernapas bagi rupiah, walau situasi tetap sangat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu,” tambah Ariston.
Melihat kondisi saat ini, Ariston memperkirakan kurs rupiah berpotensi bergerak menuju level support di Rp16.700 per dolar AS, dengan batas resisten di kisaran Rp16.800.***




















