Yahukimo, Mevin.ID – Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III berhasil mengevakuasi guru yang menjadi korban penyerangan dan pembunuhan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (22/3).
Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan.
“Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan. Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata, namun berkat koordinasi yang baik, jenazah korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk proses identifikasi lebih lanjut,” kata Komandan Satgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letnan Kolonel Infanteri Gustiawan, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Korban Penyerangan OPM
Evakuasi tersebut dilakukan terhadap satu jenazah guru yang tewas dan enam orang guru korban OPM lainnya yang terluka. Penyerangan terjadi setelah sekolah tempat mereka mengajar dibakar oleh kelompok bersenjata pada Jumat (21/3) pukul 17.00 WIT.
Tujuh korban yang dievakuasi tersebut adalah:
- Rosalina – ditemukan tewas dengan luka mengenaskan akibat kekerasan.
- Vidi, Cosmas, dan Tari – tiga guru dengan luka berat.
- Vanti, Paskalia, dan Irmawati – tiga guru dengan luka ringan.
Selain mengevakuasi korban, aparat juga mendokumentasikan kerusakan akibat aksi pembakaran sekolah yang dilakukan OPM.
Komitmen TNI dalam Menjaga Keamanan
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan komitmennya dalam mendukung proses evakuasi korban dan menjamin keamanan di wilayah tersebut.
“Satgas Habema hadir sebagai bagian dari upaya negara dalam memastikan setiap warga negara, termasuk tenaga pendidik, dapat hidup dan bekerja dengan aman,” ujar Lucky Avianto.
Dia menambahkan, “Kami telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi jenazah korban, serta mengamankan lokasi agar situasi tetap terkendali.”
Lucky juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan demi menjaga keamanan bersama. “Hingga saat ini, aparat masih melakukan pencarian terhadap pelaku dan meningkatkan patroli di wilayah rawan guna mencegah kejadian serupa terulang,” katanya.
Dukungan untuk Korban dan Tenaga Pendidik
Kejadian ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi tenaga pendidik dan warga sipil di wilayah rawan konflik.
TNI dan pemerintah daerah terus berkoordinasi untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang rentan terhadap gangguan kelompok bersenjata.
Dengan upaya evakuasi dan pengamanan yang dilakukan, diharapkan situasi di Distrik Anggruk dapat segera pulih dan kegiatan pendidikan dapat kembali berjalan dengan lancar.***




















