Jakarta, Mevin.ID – Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI), Andi Tamsil, mengingatkan bahwa temuan radioaktif pada udang asal Indonesia di Amerika Serikat (AS) dapat berdampak serius terhadap jutaan pekerja di sektor perikanan.
Menurutnya, jika AS menghentikan impor udang Indonesia buntut kasus tersebut, maka sekitar satu juta tenaga kerja dari hulu hingga hilir industri udang berisiko mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Temuan radioaktif di udang asal Indonesia di Amerika Serikat bisa berdampak serius. Jika AS menghentikan impor, maka diperkirakan sekitar 1 juta tenaga kerja dari hulu ke hilir di sektor ini terancam PHK,” kata Andi dalam keterangannya, dikutip Kamis (9/10/2025).
Andi menjelaskan, udang merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Pada 2024, nilai ekspor udang tercatat mencapai US$1,7 miliar, menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi sekaligus sumber penghidupan utama masyarakat pesisir.
“Indonesia memiliki lahan pesisir yang luas dan iklim tropis yang mendukung pengembangan tambak udang,” ujarnya.
Menanggapi langkah pemerintah yang memperketat proses dekontaminasi radioaktif Caesium-137 di kawasan industri Cikande, Banten, Andi menilai upaya tersebut sudah tepat, namun ia menekankan pentingnya membangun kembali kepercayaan publik dan pasar ekspor.
“Bagaimana meyakinkan publik dan pasar ekspor bahwa udang Indonesia 100 persen aman? Pemerintah harus tegas melindungi petambak udang dan meyakinkan publik bahwa kasus di PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS) terjadi karena ketidaktahuan adanya aktivitas peleburan besi yang mengandung radioaktif di sekitar lokasi,” jelasnya.
Ia juga menilai pemerintah lalai dalam penataan kawasan industri, karena menempatkan sektor-sektor yang berpotensi saling merugikan dalam satu wilayah.
“Kelalaian pemerintah adalah mendekatkan industri yang bertentangan kepentingannya, apalagi yang berorientasi ekspor,” lanjut Andi.
Sebagai langkah pemulihan kepercayaan, SCI menginisiasi kampanye bertajuk “Udang Indonesia Aman, Mari Makan Udang”. Dalam kampanye tersebut, asosiasi tambak udang akan menyediakan sekitar 500 kilogram udang dari berbagai daerah untuk dimasak dan dikonsumsi bersama masyarakat.
“Semoga pemerintah dapat mengambil langkah cepat menstabilkan ekonomi dan meminimalkan dampak krisis. Jika tidak, kita hanya bisa berteriak, ‘Tolong Pak Prabowo, satu juta jiwa di ujung petaka,’” pungkas Andi.***





















