Tanggerang, Mevin.ID – Dalam momen penuh haru dan semangat kemanusiaan, siswa-siswi Sekolah Auliya, Tangerang Selatan, Banten, sukses mengumpulkan donasi sebesar Rp1 miliar untuk membangun sekolah bagi anak-anak di Khan Younis, Gaza Selatan. Aksi mulia ini menjadi bagian dari program “Auliya Sister School in Gaza”, yang bekerja sama dengan Alquds Volunteer Indonesia (AVI).
Ketua Yayasan Auliya Insan Utama, Tri Wisaksana, mengatakan bahwa inisiatif ini lahir murni dari semangat dan kepedulian para siswa. “Anak-anak Indonesia memilih untuk peduli, dan ini bukan sekadar konser amal biasa, tapi panggung empati untuk Palestina,” ujarnya dalam Charity Concert for Palestine, Sabtu (17/5), di Ciputat.
Donasi ini terkumpul melalui berbagai cara, termasuk infak siswa selama sebulan, kontribusi yayasan dan pegawai, serta lelang karya seni siswa. Sebanyak 52 karya seni—terdiri dari 45 lukisan dan 7 kerajinan tangan—dilelang, bahkan beberapa dilepas dengan harga antara Rp25 juta hingga Rp50 juta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Membangun Harapan di Tengah Kehancuran
Lebih dari 90 persen sekolah di Gaza rusak, membuat 658.000 anak kehilangan akses pendidikan formal. Program Auliya Sister School in Gaza akan membangun fasilitas pendidikan yang menampung 250–300 anak, lengkap dengan ruang kelas, meja-kursi, genset, perlengkapan belajar, hingga gaji guru dan relawan.
Sekolah tersebut akan menyajikan kurikulum berbasis Al-Qur’an dan tahfizh, seni, bahasa Inggris, serta keterampilan hidup lainnya. Proses belajar akan dibagi dalam sesi pagi dan siang, melibatkan guru lokal, psikolog anak, serta relawan kemanusiaan.
Panggung Amal dan Agitasi Kepedulian
Acara konser amal juga dimeriahkan penyanyi muda Fatin Sidqia Lubis, yang tampil membawakan lagu-lagu bertema perdamaian. “Musik memang tidak bisa menyembuhkan luka mereka, tapi bisa menjadi pengingat bagi kita untuk terus peduli,” kata Fatin.
Selain konser, kegiatan ini juga menghadirkan lelang amal barang eksklusif dari AVI dan pemutaran video yang menggambarkan penderitaan anak-anak Gaza, sebagai bentuk agitasi donasi.
Lewat inisiatif ini, Sekolah Auliya membuktikan bahwa aksi kemanusiaan bisa dimulai dari sekolah, dari anak-anak yang memilih untuk peduli—bahwa empati dan solidaritas lintas bangsa tetap hidup dan membara di hati generasi muda Indonesia.***