Jakarta, Mevin.ID — Di tengah polemik royalti yang bikin banyak musisi senior mengeluh, kabar baik justru datang dari laporan terbaru Spotify Loud & Clear. Lewat data dan testimoni yang dirilis awal Mei 2025, Spotify menunjukkan bahwa musisi Indonesia justru mengalami lonjakan pertumbuhan pendengar dan royalti berkat ekosistem streaming yang kian matang.
Streaming bukan cuma jadi cara baru menikmati musik, tapi juga membuka akses global untuk karya lokal—dan datanya konkret. Lebih dari 5,4 miliar kali artis Indonesia ditemukan oleh pendengar baru sepanjang 2024, naik 13 persen dari tahun sebelumnya. Artinya, lagu-lagu dari Tanah Air semakin sering diputar oleh telinga yang belum pernah mendengar nama si musisi sebelumnya.
“Rasanya bangga banget lagu-lagu berbahasa Indonesia bisa didengar audiens luar negeri. Ini bukti kalau musik itu universal,” ungkap penyanyi Bernadya, yang album debutnya sempat bertengger di puncak tangga lagu Spotify Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Musik Lokal Kuasai Tangga Lagu
Fenomena ini juga tampak dari dominasi lagu lokal di tangga lagu harian Top 50 Indonesia. Sekitar 70 persen lagu di daftar itu berasal dari artis Indonesia. Bukan cuma penyanyi besar, bahkan 3.600 lebih musisi lokal berhasil masuk ke playlist editorial Spotify—jalur utama untuk menjangkau pendengar baru.
Tak hanya itu, royalti musisi Indonesia meningkat 14 persen pada 2024 dibanding tahun sebelumnya. Bahkan jika dibandingkan dengan 2022, angkanya hampir dua kali lipat. Hal menarik lainnya? Sekitar dua pertiga royalti itu berasal dari pendengar luar negeri.
Bahasa Indonesia Gak Lagi Jadi Batasan
Lagu dengan lirik full berbahasa Indonesia justru jadi kuda hitam. Sejak 2020, royalti dari lagu berbahasa Indonesia telah naik tiga kali lipat. Ini menegaskan satu hal penting: bahasa bukan penghalang, selama musiknya jujur dan menyentuh.
Independen dan Berdaulat
Salah satu poin paling mencolok dari laporan ini: lebih dari dua pertiga royalti 2024 berasal dari musisi atau label independen. Ini sinyal jelas bahwa skena indie di Indonesia bukan hanya tumbuh, tapi juga sudah sangat berpengaruh secara ekonomi.
“Streaming membawa perubahan besar. Musisi independen sekarang bisa hidup dari musiknya sendiri tanpa tergantung label besar,” kata Kossy Ng, Head of Music Spotify Asia Tenggara.
Transparansi dan Masa Depan Musik Lokal
Di tengah kritik soal ketidakjelasan sistem royalti di industri musik konvensional, Spotify mencoba menjawab dengan transparansi distribusi pendapatan. Lewat inisiatif Loud & Clear, mereka mengungkap bagaimana pendapatan dibagi, dari artis, label, publisher, hingga platform.
Spotify mengklaim mereka tak cuma jadi sarana mendengarkan musik, tapi juga mesin pertumbuhan bagi artis lokal. Dengan algoritma yang memprioritaskan penemuan musik baru dan playlist yang kuratif, mereka menciptakan ekosistem yang memberi kesempatan setara pada musisi kecil hingga besar.
Royalti Masih Jadi Isu, Tapi Jalan Sudah Terbuka
Tentu saja, royalti masih jadi isu panjang—terutama bagi musisi lawas atau mereka yang belum melek digital. Namun, laporan ini menunjukkan satu hal penting: ekonomi musik bisa tumbuh sehat jika kanal distribusi dan pendengar bergerak bersama.
Jadi pertanyaannya kini: apakah musisi Indonesia siap menyambut peluang ini, dan apakah regulasi lokal bisa mengimbangi percepatan yang dibawa oleh teknologi?***