Majalengka, Mevin.ID — Cuaca panas menyengat melanda wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dalam beberapa hari terakhir. Suhu tertinggi tercatat mencapai 37,6 derajat Celsius pada Selasa (14/10/2025) di wilayah Jatiwangi, Majalengka.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Dyan Anggraini, mengatakan fenomena ini dipicu oleh posisi semu matahari yang kini berada di selatan garis ekuator—tepat di atas wilayah Jawa.
“Cuaca panas ini masih berpotensi terjadi sampai akhir Oktober,” kata Dyan, Rabu (15/10/2025).
Selain itu, minimnya tutupan awan memperkuat intensitas paparan sinar matahari ke permukaan, membuat suhu udara siang hari terasa lebih terik dari biasanya.
Suhu tinggi tidak hanya terjadi di Jatiwangi. Penggung (Cirebon) dan Kertajati (Majalengka) juga mencatat suhu sekitar 35,2 derajat Celsius. Kondisi ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap paparan panas langsung.
Menurut data historis, wilayah Ciayumajakuning pernah mengalami suhu ekstrem mencapai 40 derajat Celsius pada 12 Oktober 2002 akibat fenomena El Niño. Namun, tahun ini suhu maksimum diperkirakan tidak akan menyentuh level tersebut.
Imbauan BMKG untuk Masyarakat
BMKG mengimbau warga agar:
- Mengurangi aktivitas luar ruangan pada siang hari, terutama antara pukul 11.00–15.00 WIB.
- Memakai pelindung diri seperti topi, payung, atau sunscreen.
- Menjaga asupan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi.
- Mewaspadai risiko kesehatan bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan pekerja luar ruangan.
Fenomena cuaca panas seperti ini merupakan bagian dari masa pancaroba, dan diperkirakan akan mulai mereda seiring meningkatnya potensi hujan pada awal November mendatang.
Fenomena suhu tinggi bukan hanya persoalan kenyamanan, tetapi juga kesehatan masyarakat.
Paparan panas ekstrem dapat memicu dehidrasi, heat exhaustion, bahkan heatstroke bila tidak diantisipasi dengan baik. Pemerintah daerah diimbau meningkatkan sosialisasi dan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem.***





















