Sunyi yang Tak Terdengar: Cerita Tragis Mahasiswi UIN Solo Sebelum Mengakhiri Hidup

- Redaksi

Minggu, 19 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Surakarta, Mevin.ID — Suasana tenang di kawasan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Jumat (17/10/2025) pagi, berubah menjadi duka mendalam. Seorang mahasiswi berinisial AP ditemukan dalam kondisi kritis setelah terjun dari lantai lima gedung kampusnya.

Kapolsek Kartasura, AKP Tugiyo, menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB saat kampus relatif sepi. AP melompat dari rooftop menggunakan kursi berwarna hitam. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Ini murni aksi bunuh diri,” ujarnya.

Tubuh AP sempat menghantam sebuah mobil sebelum jatuh ke aspal. Petugas keamanan kampus segera memberikan pertolongan dan membawanya ke Rumah Sakit UNS.

Namun, sekitar 30 menit kemudian, nyawanya tak tertolong. Luka parah di bagian kaki, pinggul, dan leher menjadi penyebab utama kematiannya.

Sunyi dalam Buletin Kampus

Sebelum peristiwa tragis itu, AP sempat menulis curahan hati dalam sebuah buletin kampus yang diterbitkan oleh forum diskusi mahasiswa. Tulisan itu diberi judul “Kesunyian di Tengah Malam” — sebuah kalimat yang kini terasa begitu pilu.

Dalam tulisannya, AP bercerita tentang pergulatannya melawan badai dalam pikiran. Ia menulis, “Kondisiku kurang baik, bisa dibilang tidak baik. Aku berjuang menghadapi mentalku yang bergejolak terlalu kencang, walau sudah meminum obat sehari enam kapsul.”

Ia juga mengaku mengalami gangguan tidur dan kelelahan mental yang terus menghantuinya. Berdasarkan keterangan teman-temannya, AP diketahui memiliki riwayat gangguan bipolar dan sebelumnya pernah melakukan percobaan serupa yang berhasil digagalkan.

Luka Sunyi Gen Z

Tragedi ini bukan sekadar kisah satu orang. Ia adalah potret nyata dari luka sunyi yang sering tak terdengar — terutama di kalangan mahasiswa dan generasi muda.

Tekanan akademik, kesepian, stigma terhadap penyakit mental, serta minimnya ruang aman untuk berbagi, sering kali menjadi jerat senyap yang membunuh pelan-pelan.

AP menuliskan perasaannya dalam sebuah buletin kampus, mungkin sebagai jeritan halus yang tidak semua orang sempat dengar.

@dnp._0895#fyp #uin #uinradenmassaidsurakarta

♬ suara asli – wedaa🤍 – wedaa🤍

“Kadang orang yang paling sering tersenyum, adalah yang sedang menyimpan perang paling sunyi,” — kalimat anonim yang terasa relevan dalam peristiwa ini.

Ajakan: Dengarkan, Jangan Hakimi

Kasus ini kembali mengingatkan pentingnya ruang aman dan sistem pendampingan kesehatan mental di lingkungan kampus.

Mahasiswa tidak hanya membutuhkan ruang belajar, tapi juga ruang untuk “menjadi manusia” — dengan segala rapuhnya.

Bagi siapa pun yang sedang berada dalam situasi berat, Anda tidak sendiri. Bantuan dan pendampingan profesional tersedia dan sangat mungkin menyelamatkan hidup.***

Disclaimer

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan tersebut.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454)

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gunung Semeru Meletus Dahsyat, Kolom Abu Menjulang 2.000 Meter: Warga Diminta Menjauh dari Besuk Kobokan
Operasi Zebra Lodaya 2025 Dimulai, Warga Bandung Minta Polisi Tak Tutup Mata pada Lampu Silau & Knalpot Brong
Banjir Rob di Eretan Wetan Semakin Parah, Air Berubah Coklat Tanah
BPBD Cianjur Tunggu Pemeriksaan PVMBG soal Bau Gas dan Lantai Panas di Rumah Warga Cijedil
Bupati Majalengka Salurkan Bantuan Pendidikan bagi Siswa Tidak Mampu yang Belum Tercover Program KIP
Buruh Kota Bekasi Desak Kenaikan Upah 10–15 Persen, Ancaman Mogok Daerah Menguat
Patung Bung Karno Miring Usai Tenda Roboh, Pemkab: “Kita Turunkan Dulu”
Rhisna Rahmawati Terpilih sebagai Ketua PGRI Kecamatan Bogor Tengah

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 18:10 WIB

Gunung Semeru Meletus Dahsyat, Kolom Abu Menjulang 2.000 Meter: Warga Diminta Menjauh dari Besuk Kobokan

Rabu, 19 November 2025 - 15:42 WIB

Operasi Zebra Lodaya 2025 Dimulai, Warga Bandung Minta Polisi Tak Tutup Mata pada Lampu Silau & Knalpot Brong

Rabu, 19 November 2025 - 14:47 WIB

Banjir Rob di Eretan Wetan Semakin Parah, Air Berubah Coklat Tanah

Selasa, 18 November 2025 - 21:30 WIB

BPBD Cianjur Tunggu Pemeriksaan PVMBG soal Bau Gas dan Lantai Panas di Rumah Warga Cijedil

Selasa, 18 November 2025 - 17:11 WIB

Bupati Majalengka Salurkan Bantuan Pendidikan bagi Siswa Tidak Mampu yang Belum Tercover Program KIP

Berita Terbaru