Purwakarta, Mevin.ID – Bencana tanah bergerak yang menghantui salah satu kawasan di Kabupaten Purwakarta kini memasuki fase darurat. Tanah terus bergeser setiap sepuluh menit sekali. Warga dicekam rasa takut, sementara pemerintah daerah bergerak cepat untuk menyelamatkan mereka.
“Langkah pertama adalah evakuasi. Keselamatan warga adalah prioritas,” tegas Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang akrab disapa Om Zein, saat diwawancarai pada Minggu (16/6/2025).
Hingga kini, sebanyak 81 kepala keluarga atau 249 jiwa telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Pemerintah juga telah menandai zona rawan dan membuat garis pengaman agar warga tidak melintasi titik pergerakan aktif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Evakuasi dan Penelitian Geologi
Evakuasi warga dilakukan ke kantor desa serta ke rumah-rumah kerabat yang jauh dari titik bencana. Sementara itu, Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah diterjunkan untuk meneliti penyebab dan potensi lanjutan dari pergerakan tanah tersebut.
“Kami masih menunggu hasil penelitian. Kalau tanah ini dinyatakan masih bisa distabilkan, rumah warga akan kami bangun kembali di tempat semula. Tapi kalau tidak layak huni, maka relokasi menjadi pilihan utama,” jelas Om Zein.
Menurutnya, kawasan ini memang memiliki riwayat tanah bergerak. Peristiwa serupa pernah terjadi 30 tahun lalu, dan kini kembali terulang dengan dampak yang lebih luas. Jumlah rumah rusak meningkat dari 52 menjadi 68 unit hanya dalam hitungan hari.
Relokasi dan Bantuan Rumah Rusak
Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat untuk mengantisipasi skenario terburuk: relokasi massal. Lahan alternatif tengah disiapkan, sementara warga yang rumahnya rusak dijanjikan bantuan pembangunan rumah baru.
“Kami tidak akan biarkan warga kehilangan tempat tinggal tanpa solusi. Kalau tanahnya masih aman, kita bangun lagi. Kalau tidak, kita relokasi, dan rumah-rumah yang rusak akan dibantu,” kata Om Zein dengan tegas.
Kebutuhan Dasar Dijamin, Tol Cipularang Diawasi
Selama masa darurat, pemerintah daerah menjamin seluruh kebutuhan dasar warga terdampak: mulai dari makanan, air bersih, hingga layanan medis. Bantuan terus dikirim secara berkala sambil menunggu keputusan akhir terkait kelayakan tanah.
Di sisi lain, lokasi bencana yang dekat dengan Tol Cipularang juga menimbulkan kekhawatiran. Namun menurut Om Zein, keputusan teknis akan menunggu hasil penelitian geologi.
“Kalau hasilnya menunjukkan pergerakan tanah bisa meluas ke jalur tol, kami akan ambil langkah cepat, tentu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat,” ujarnya.
Warga Bertahan, Pemerintah Bergerak
Di tengah ketidakpastian, warga terdampak kini hanya bisa berharap. Banyak dari mereka memilih bertahan di posko pengungsian sambil menanti kabar lanjutan. Bagi sebagian besar, ini bukan hanya kehilangan rumah, tapi juga kehilangan rasa aman.
“Kami belum tahu akan tinggal di mana setelah ini. Tapi yang penting sekarang kami semua selamat,” ungkap seorang warga sambil menatap rumahnya yang nyaris rata dengan tanah.
Tanah boleh bergeser, tapi harapan tak boleh goyah. Dengan langkah cepat dan kepemimpinan tanggap dari Om Zein, warga Purwakarta menatap masa depan yang lebih aman, walau masih penuh tantangan.***