Target Swasembada bisa Masalah Jika Bulog Tak Mampu Serap Gabah Petani

- Redaksi

Sabtu, 18 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Pertanian Amran Sulaeman

Menteri Pertanian Amran Sulaeman

Jakarta, Mevin.ID – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa penyerapan gabah petani secara optimal adalah kunci untuk swasembada pangan.

“Target swasembada bisa bermasalah apabila Bulog tidak mampu melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal, yaitu dengan ketentuan harga HP sebesar Rp6.500 perkilogram. Yang paling penting hari ini adalah serap gabah sebagai kunci untuk swasembada. Kenapa? Karena serap gabah bermasalah, target swasembada juga akan terancam,” ujar Mentan Amran dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (18/1/2025).

Mentan Amran mengatakan, pembelian gabah sebesar Rp5.500 seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten Bantul bisa menyebabkan kerugian besar hingga 25 triliun rupiah karena terdapat selisih sebesar Rp1.000 perkilogram.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Selisih Rp1.000 itu besar karena rencana target panen kita 25 juta ton. Artinya apa? Petani bisa kehilangan pendapatan petani hingga Rp25 triliun. Tadi kita dengar langsung dari petani harganya Rp5.500. Artinya apa? Kalau selama 4 bulan ini panen puncak harganya dibawah HPP, ini bisa berdampak pada kerugian,” katanya.

Selain itu, kata Mentan Amran, anggaran sektor pangan yang diberikan negara untuk membantu petani bisa habis dengan sia-sia. Karena itu, jalan satu-satunya yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan penyerapan secara maksimal.

“Anggaran APBN yang sebesar kurang lebih 145 triliun itu akan sia-sia apabila serapannya Rp5.500. Karenanya peran Bulog sangat strategis, Bulog harus kerja keras untuk menyerap gabah petani karena ini adalah perintah Bapak Presiden yang tidak bisa ditawar. Wajib diserap selama gabah ada dan tidak boleh dibawah Rp6.500,” katanya.

Mentan Amran menambahkan bahwa sejauh ini pemerintah telah memberi berbagai bantuan dan fasilitas sarana prasarana produksi yang cukup masif. Di antaranya adalah kenaikan volume pupuk yang mencapai 9,5 juta ton dan juga bantuan benih serta normalisasi irigasi yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

“Alhamdulillah sekarang ini irigasi selesai, traktor, benih, pengolahan tanah, pupuk juga sudah diberesin. Jadi tinggal serap gabah yang perlu dilakukan,” pungkasnya. (*)

Penulis : Ardi

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Luhut Usulkan Revisi Garis Kemiskinan, DEN Siap Laporkan ke Presiden Prabowo
Yusril: Tanpa Kepastian Hukum, Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hanya Mimpi
Riset LPEM UI: Ekonomi RI Melambat, Industri Melemah, Pekerja Makin Terdesak
Rp446 Triliun untuk 11 Program Prioritas, Sri Mulyani Beberkan Rinciannya
Barang Ilegal Membanjiri Pasar, Industri Dalam Negeri Kian Tertekan, PHK Mengintai
Persepsi Publik Terhadap Koperasi Desa Merah Putih: Optimisme Tinggi, Tantangan Nyata
Presiden Prabowo Lepas Ekspor Perdana 1.200 Ton Jagung ke Malaysia
BI Uji Coba QRIS Antarnegara di China dan Arab Saudi, Siap Digunakan di Jepang Mulai 17 Agustus

Berita Terkait

Kamis, 12 Juni 2025 - 13:01 WIB

Luhut Usulkan Revisi Garis Kemiskinan, DEN Siap Laporkan ke Presiden Prabowo

Rabu, 11 Juni 2025 - 11:40 WIB

Yusril: Tanpa Kepastian Hukum, Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hanya Mimpi

Selasa, 10 Juni 2025 - 20:10 WIB

Riset LPEM UI: Ekonomi RI Melambat, Industri Melemah, Pekerja Makin Terdesak

Senin, 9 Juni 2025 - 21:02 WIB

Rp446 Triliun untuk 11 Program Prioritas, Sri Mulyani Beberkan Rinciannya

Senin, 9 Juni 2025 - 19:06 WIB

Barang Ilegal Membanjiri Pasar, Industri Dalam Negeri Kian Tertekan, PHK Mengintai

Berita Terbaru