Tiga Nyawa Melayang dalam Pesta Rakyat, Polisi Dalami Tragedi di Garut

- Redaksi

Sabtu, 19 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin (kiri) bersama Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto (kanan) meninjau lokasi pelaksanaan Pesta Rakyat di kawasan Pendopo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025). ANTARA/Feri Purnama

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin (kiri) bersama Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto (kanan) meninjau lokasi pelaksanaan Pesta Rakyat di kawasan Pendopo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025). ANTARA/Feri Purnama

Garut, Mevin.ID – Kepolisian Daerah Jawa Barat menyatakan akan melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden desak-desakan yang terjadi dalam acara pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada Jumat (18/7/2025). Tragedi itu merenggut tiga korban jiwa, termasuk seorang anggota polisi dan seorang anak-anak.

Acara yang digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, itu merupakan bagian dari rangkaian resepsi pernikahan antara Maula Akbar, putra sulung Dedi Mulyadi, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina. Sebagai bentuk syukuran, panitia menyediakan hiburan rakyat dan makanan gratis yang terbuka untuk umum.

Namun suasana berubah mencekam ketika ribuan warga memadati lokasi dan berdesak-desakan menuju pendopo tempat makanan disediakan. Sekitar pukul 13.00 WIB, kepadatan tak terkendali. Dalam video yang beredar di media sosial, tampak warga dari berbagai usia terjebak dalam himpitan massa. Tiga orang ditemukan meninggal dunia, termasuk seorang anggota polisi yang tengah bertugas.

“Kami akan melakukan pendalaman dan investigasi menyeluruh. Kami ingin mengungkap bagaimana peristiwa ini bisa terjadi sampai menimbulkan korban jiwa,” kata Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudi Setiawan, saat ditemui di Garut.

Menurut Rudi, sejak awal Polres Garut telah mengantisipasi potensi gangguan dan mengerahkan 404 personel gabungan dari berbagai satuan untuk mengamankan acara tersebut. Para petugas sudah berada di pos masing-masing dan menerima pengarahan pengamanan sesuai prosedur.

Namun, meski persiapan dinyatakan sesuai prosedur, tragedi tetap terjadi. Polisi menyatakan akan menyelidiki apakah terdapat unsur kelalaian, baik dari sisi keamanan acara maupun manajemen kerumunan.

“Secara teknis kami akan kumpulkan semua data terlebih dahulu. Setelah itu, bila perlu, akan ada pemanggilan pihak-pihak terkait. Kami ingin tahu siapa yang paling bertanggung jawab dalam peristiwa ini,” ujar Rudi.

Salah satu korban yang meninggal adalah anggota kepolisian yang gugur saat membantu menyelamatkan anak kecil di tengah kerumunan. Rudi mengatakan pihaknya telah mengajukan permohonan kenaikan pangkat luar biasa kepada Mabes Polri sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian korban.

“Beliau gugur dalam tugas. Saat itu sedang membantu mengevakuasi anak ke ambulans. Tapi kemudian beliau lemas, tertunduk, dan akhirnya meninggal dunia,” jelasnya.

Peristiwa ini memunculkan kembali keprihatinan publik terhadap manajemen acara skala besar yang melibatkan massa dalam jumlah besar, terutama yang bersifat terbuka dan gratis. Tragedi Garut mengingatkan bahwa dalam situasi euforia publik, keselamatan tidak boleh dikorbankan demi kemeriahan.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Da’i Bachtiar: Ledakan di SMAN 72 Lebih Berbahaya dari Terorisme Konvensional
Yusril: Putusan MK Jadi Titik Balik Reformasi Kepolisian
Putusan MK Final: Polisi Aktif Dilarang Rangkap Jabatan Sipil, 4.351 Personel Wajib Mundur atau Pensiun
MK Putuskan Polisi Aktif Tak Boleh Rangkap Jabatan Sipil, Wajib Mundur atau Pensiun Terlebih Dahulu
Heboh Bensin Nabati Bobibos, Pakar: Perlu Uji Lab dan Transparansi Data
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim Usai Sebut Soeharto “Pembunuh Jutaan Rakyat”
Buruh Jakarta Timur Matangkan Persiapan Aksi Tuntut Kenaikan UMP 2026
Marsinah: Pahlawan Nasional, Simbol Perlawanan yang Tak Pernah Padam

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 20:19 WIB

Da’i Bachtiar: Ledakan di SMAN 72 Lebih Berbahaya dari Terorisme Konvensional

Kamis, 13 November 2025 - 19:30 WIB

Yusril: Putusan MK Jadi Titik Balik Reformasi Kepolisian

Kamis, 13 November 2025 - 15:23 WIB

MK Putuskan Polisi Aktif Tak Boleh Rangkap Jabatan Sipil, Wajib Mundur atau Pensiun Terlebih Dahulu

Kamis, 13 November 2025 - 13:52 WIB

Heboh Bensin Nabati Bobibos, Pakar: Perlu Uji Lab dan Transparansi Data

Rabu, 12 November 2025 - 17:39 WIB

Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim Usai Sebut Soeharto “Pembunuh Jutaan Rakyat”

Berita Terbaru

Yusril Ihza Mahendra

Berita

Yusril: Putusan MK Jadi Titik Balik Reformasi Kepolisian

Kamis, 13 Nov 2025 - 19:30 WIB

Daerah

Ketika Kota Kembang Tersedak Bau Sampah

Kamis, 13 Nov 2025 - 17:22 WIB