Tito Ungkap Beda Data Dana Pemda di BI: Ada Kesalahan Input hingga Selisih Waktu

- Redaksi

Jumat, 31 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arsip- Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dalam Rapat Kerja yang digelar Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025). (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)

Arsip- Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dalam Rapat Kerja yang digelar Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025). (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)

Jakarta, Mevin.ID — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap penyebab perbedaan data simpanan dana pemerintah daerah (Pemda) yang dilaporkan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Selisih data tersebut sempat memicu polemik antara pemerintah pusat dan daerah.

Menurut Tito, simpanan Pemda bersifat dinamis sehingga perubahan waktu pelaporan membuat angka terlihat berbeda.

“Banyak kasus perbedaannya karena timing berbeda. Misalnya di Jawa Barat, BI mencatat Rp 4,1 triliun. Setelah kami cek, hanya Rp 3,8 triliun. Rp 300 miliar sisanya milik BLUD,” kata Tito di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Tito menyebut dana Pemda Jawa Barat kini sudah berkurang menjadi sekitar Rp 2,7 triliun setelah sebagian dibelanjakan untuk program daerah.

Kesalahan Input BPD Jadi Temuan Baru

Selain perbedaan waktu, Kemendagri menemukan kekeliruan data yang berasal dari bank pembangunan daerah (BPD).

Contohnya di Kalimantan Selatan. Dana simpanan provinsi tercatat sebagai milik Kota Banjarbaru hingga mencapai Rp 5,1 triliun.

“Padahal anggaran mereka tidak sebesar itu. Ini karena salah input,” jelas Tito.

Kasus serupa terjadi di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara. Rekening Talaud tertukar dengan Barito Utara yang memiliki dana Rp 2,6 triliun.

“Bupati Talaud malah berharap itu beneran uang mereka,” kata Tito sambil tersenyum.

Pusat Kawal Perbaikan Data

Tito menegaskan pemerintah akan terus melakukan rekonsiliasi data dengan BI dan BPD. Ia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki 512 Pemda, sehingga selisih data dalam hitungan bulan bisa mencapai belasan triliun.

Pemerintah berharap transparansi dalam pengelolaan APBD semakin kuat, terutama terkait dana yang masih mengendap di perbankan.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menkeu Purbaya Tanggapi Usulan Relaksasi Pajak Media dari Forum Pemred
Menkeu Purbaya Minta Media Lebih Lantang Kritik Pemerintah demi Jaga Ekonomi
Ethiopia Laporkan Wabah Pertama Virus Marburg, WHO Puji Respons Cepat Negeri Tanduk Afrika
Masuk Gedung Diminta KTP & Selfie? Pakar: Itu Berpotensi Langgar UU Pelindungan Data Pribadi
Ketika Ledakan Terjadi, Kamera Lebih Cepat dari Empati
Purbaya Ancam Tindak Tegas Penentang Kebijakan Pemberantasan Impor Baju Bekas
MK Larang Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Ini Daftar Jenderal yang Masih Menjabat
KPK Sita Jam Tangan Mewah, 24 Sepeda, hingga Jeep Rubicon Milik Direktur RSUD Ponorogo

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 19:16 WIB

Menkeu Purbaya Tanggapi Usulan Relaksasi Pajak Media dari Forum Pemred

Minggu, 16 November 2025 - 18:49 WIB

Menkeu Purbaya Minta Media Lebih Lantang Kritik Pemerintah demi Jaga Ekonomi

Minggu, 16 November 2025 - 15:47 WIB

Masuk Gedung Diminta KTP & Selfie? Pakar: Itu Berpotensi Langgar UU Pelindungan Data Pribadi

Minggu, 16 November 2025 - 12:45 WIB

Ketika Ledakan Terjadi, Kamera Lebih Cepat dari Empati

Minggu, 16 November 2025 - 12:37 WIB

Purbaya Ancam Tindak Tegas Penentang Kebijakan Pemberantasan Impor Baju Bekas

Berita Terbaru

Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, Haruni Krisnawati (tampak dalam layar) memberikan pemaparan terkait pasar karbon dalam Sidang CMA7 COP30 di Belém, Brasil. (Antara/HO/Kementerian Kehutanan)

Ekonomi

Indonesia Dorong Aturan Pasar Karbon yang Lebih Adil di COP30

Minggu, 16 Nov 2025 - 18:15 WIB