Bandung, Mevin.ID — Di tengah tradisi kurban yang kental setiap Idul Adha, Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat tampil beda. Tahun ini, mereka kembali menggelar program penyembelihan hewan kurban dengan tema “Kurban Asik Tanpa Plastik”, sebagai bagian dari kampanye penyadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Sudah tujuh tahun berturut-turut FK3I menjadi tempat penitipan hewan kurban dari berbagai jaringan komunitas di Jawa Barat. Namun yang membuat gerakan ini istimewa, FK3I menolak penggunaan kantong plastik dalam distribusi daging kurban.
Kurban Tanpa Plastik: Solusi Sederhana, Dampak Besar
“Kami meminta warga yang menerima daging kurban untuk membawa wadah sendiri dari rumah. Bagi penerima di lokasi jauh, kami gunakan besek bambu atau wadah tradisional lainnya yang ramah lingkungan,” ujar Dedi Kurniawan, Ketua FK3I Nasional sekaligus Ketua Dewan Daerah Walhi Jawa Barat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, setiap tahun jutaan kantong plastik dibuang begitu saja saat distribusi daging kurban. Padahal, menurut para ahli, plastik bisa terurai dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.
“Kita bisa bayangkan betapa banyaknya sampah plastik yang tersebar hanya dalam satu hari raya. Ini darurat lingkungan yang sering kita abaikan,” jelasnya.
Kampanye Lingkungan yang Terus Meluas
Kampanye Kurban Asik Tanpa Plastik juga membuka ruang interaksi sosial yang lebih hangat. “Warga saling bertemu langsung saat mengambil daging kurban. Panitia pun tak perlu keluar biaya besar untuk membeli kantong plastik,” kata Dedi.
FK3I bahkan mendorong pemerintah untuk ambil sikap lebih tegas. “Kami menghimbau kader di seluruh daerah serta mendesak Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan dinas-dinas terkait di Jawa Barat agar menolak penggunaan plastik dalam kegiatan kurban,” tegasnya.
Langkah kecil seperti mengganti plastik dengan besek bisa jadi awal perubahan besar. Karena kurban yang baik, bukan hanya tentang berbagi, tapi juga menjaga bumi yang kita tinggali bersama.***