Geneva, Mevin.ID– Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan mengejutkan. Lewat platform media sosial pribadinya, Truth Social, Trump mengklaim pembicaraan dagang antara AS dan China yang digelar di Swiss pada Sabtu (10/5/2025) berjalan sangat baik.
“Pertemuan yang sangat baik hari ini dengan China di Swiss. Banyak hal yang dibahas, banyak yang disepakati,” tulis Trump, Minggu (11/5/2025), tanpa merinci poin apa saja yang dibahas atau disepakati.
Pernyataan ini muncul usai para pejabat tinggi dua negara ekonomi terbesar dunia itu menyelesaikan hari pertama perundingan intensif di Jenewa. Tujuannya jelas: meredakan ketegangan perang dagang yang selama ini telah mengganggu stabilitas ekonomi global dan membekukan perdagangan senilai US$600 miliar per tahun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pertemuan Diam-diam, Tapi Sarat Tekanan
Wakil Perdana Menteri China He Lifeng bertatap muka langsung selama sekitar delapan jam dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer di vila mewah Duta Besar Swiss untuk PBB, di kawasan Cologny, Jenewa.
Tidak ada pernyataan resmi yang dirilis setelah pertemuan. Namun, suasana positif tampak dari gestur para delegasi—tersenyum dan santai—meski pembicaraan berlangsung ketat dan tertutup. Perundingan dilanjutkan Minggu ini dengan harapan tercapainya kemajuan konkret, khususnya dalam pengurangan tarif.
Tarif, Defisit, dan Permintaan Reformasi
AS menekan China agar memangkas defisit perdagangan barang senilai US$295 miliar dan menghentikan praktik ekonomi yang dianggap “tidak adil”. Washington juga meminta Beijing agar lebih banyak membeli produk AS dan membuka akses lebih besar bagi perusahaan asing di pasar domestik mereka.
Namun, dari sisi China, tuntutan itu dianggap bentuk intervensi politik dan ekonomi. Beijing ingin perlakuan setara sebagai mitra dagang, serta desakan agar AS mencabut berbagai lapisan tarif yang mulai diberlakukan sejak Februari lalu.
“China menunggu kejelasan: produk apa yang sebenarnya AS inginkan untuk dibeli lebih banyak? Selama itu belum jelas, jangan harap ada gebrakan,” ujar sumber diplomatik yang akrab dengan perundingan ini.
Perang Tarif Menyebar, Dunia Cemas
Sejak Trump menaikkan tarif terhadap puluhan negara awal tahun ini, rantai pasok global terguncang. Pasar keuangan bergejolak. Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dunia semakin nyata.
Dalam konteks itu, Geneva bukan hanya lokasi perundingan dagang biasa. Ini bisa jadi titik balik krusial, atau justru panggung retorika baru.
Satu hal yang pasti: dunia menanti hasilnya.***