Kanada, Mevin.ID – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bahwa Iran tidak akan memenangkan perang melawan Israel dan menyerukan agar Teheran kembali ke meja perundingan sebelum konflik makin tak terkendali.
“Mereka harus membuat kesepakatan. Ini menyakitkan bagi kedua pihak,” ujar Trump saat menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada, dikutip dari AFP, Senin (16/6/2025).
Trump menilai bahwa jalan diplomasi harus segera diambil, terutama setelah negosiasi nuklir antara Iran dan AS yang semula dijadwalkan Minggu lalu resmi dibatalkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Korban Tewas Meningkat, Seruan Damai dari Dunia
Perang antara Iran dan Israel kian memanas. Menurut data Kementerian Kesehatan Iran, sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka akibat serangan militer Israel. Di sisi lain, Israel mencatat 24 korban jiwa dan 592 orang luka-luka akibat gempuran balik dari Iran.
Meski gempuran terus terjadi, sejumlah pemimpin dunia angkat suara, mendesak agar konflik segera diredam.
- China menyerukan agar Iran dan Israel “segera menahan diri” untuk mencegah kawasan jatuh ke dalam kekacauan yang lebih besar.
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan kesiapan negaranya untuk menjadi mediator perdamaian.
- PM Inggris Keir Starmer menyebut para pemimpin negara G7 memiliki “konsensus untuk de-eskalasi”.
Israel Klaim Serangan Demi Keamanan, IAEA: Fasilitas Nuklir Rusak
Di tengah gempuran udara, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan militernya ditujukan untuk mencegah ancaman “eksistensial” dari program nuklir dan rudal Iran.
Kampanye militer tersebut dimulai bersamaan dengan pembatalan perundingan nuklir dan setelah adanya peringatan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait aktivitas nuklir Iran.
Kepala IAEA, Rafael Grossi, menyatakan bahwa komponen utama di atas tanah fasilitas pengayaan uranium di Natanz hancur akibat serangan. Namun, tidak ada indikasi kerusakan pada bagian bawah tanah, dan tingkat radiasi di sekitar lokasi dinyatakan masih normal.
“Keselamatan nuklir sedang dikompromikan oleh konflik ini,” ujar Grossi dalam rapat luar biasa Dewan IAEA.***