“Tubuhnya Kurus, Pundaknya Retak, Wajahnya Terbakar”: Kisah Pilu Bocah 7 Tahun Korban Kekerasan di Jakarta

- Redaksi

Sabtu, 14 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi saat menjenguk anak berinisial M (7), korban dugaan penganiayaan oleh orang tuanya, yang tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri, Jakarta. ANTARA/HO-KemenPPPA

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi saat menjenguk anak berinisial M (7), korban dugaan penganiayaan oleh orang tuanya, yang tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri, Jakarta. ANTARA/HO-KemenPPPA

Jakarta, Mevin.ID Berat tubuhnya hanya 11 kilogram di usia tujuh tahun. Kepalanya tampak lebih kecil dari anak-anak seusianya. Bahu kanannya patah hingga tulangnya menonjol keluar. Di wajah dan telinganya, bekas luka bakar menjalar seolah menceritakan kekejaman yang tak sanggup diungkap kata-kata.

Bocah berinisial M (7) kini terbaring lemah di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Polri, Jakarta. Ia ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di area Pasar Kebayoran Lama, diduga menjadi korban kekerasan berat oleh orang tuanya sendiri.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, datang menjenguk langsung M pada Sabtu (14/6). Matanya terlihat berkaca-kaca.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sungguh sulit membayangkan anak seusia itu mengalami kekerasan seberat ini,” kata Arifah, usai keluar dari ruang perawatan. “Kami pastikan, anak ini dirawat, dipulihkan, dan pelakunya ditindak tegas.”

Luka di Tubuh, Luka di Jiwa

Tim medis mencatat kondisi M sangat memprihatinkan. Selain tulang bahu yang patah, ditemukan luka terbuka di bagian dagu hingga membentuk lubang. Luka bakar di seluruh wajah dan telinganya menunjukkan bahwa penderitaan yang ia alami bukan baru terjadi sehari dua hari.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) kini bekerja sama dengan RS Polri, Subdit Anak Bareskrim Polri, dan UPTD PPA DKI Jakarta untuk memastikan pemulihan medis dan psikologis M berjalan berkesinambungan.

“Saat ini, korban belum bisa memberi keterangan secara jelas karena trauma dan kondisi fisiknya. Tapi kami tidak akan berhenti sampai pelaku tertangkap dan dihukum setimpal,” kata Arifah.

Jejak Kekerasan yang Lama Tak Terdeteksi

Kisah M adalah pengingat pahit bahwa masih banyak anak di negeri ini yang hidup dalam bayang-bayang kekerasan—bahkan di rumahnya sendiri. Berat badan M yang jauh di bawah normal dan bentuk fisiknya yang tidak proporsional diduga akibat kekerasan sistematis dalam waktu lama.

Pemerintah juga tengah berupaya menelusuri keberadaan keluarga M, mengingat hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai siapa orang tua kandungnya, dan di mana mereka berada.

Seruan Perlindungan Anak yang Nyata

Kisah tragis ini menjadi alarm keras bahwa sistem perlindungan anak kita masih memiliki celah besar. Arifah menegaskan negara akan hadir sepenuhnya untuk memulihkan kondisi M dan memastikan kasus ini menjadi momentum penegakan hukum dan perbaikan sistem perlindungan anak di Indonesia.

“Tidak ada alasan apa pun yang membenarkan kekerasan terhadap anak. Anak berhak hidup aman, sehat, dan dicintai,” tegas Arifah.

M kini berjuang di atas ranjang rumah sakit, ditemani alat bantu medis dan perhatian para perawat. Di balik tubuh kecil dan luka-luka itu, tersimpan harapan agar suatu hari ia bisa kembali tersenyum—di dunia yang lebih ramah bagi anak-anak.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menteri ATR: 48 Persen Lahan Bersertifikat Dikuasai oleh 60 Keluarga
Gubernur Dedi Mulyadi Temukan Warga Miskin Konsumsi Makanan dari Sampah di Sekitar TPA Sarimukti
Putusan MK soal Pemisahan Pemilu Dinilai Lampaui Kewenangan, Dituding Timbulkan Kebuntuan Konstitusi
Fakta Baru Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru, Istri Tiga Kali Minta Kamarnya Dicek
Ayah dan Anak Jadi Tersangka Korupsi Minyak Mentah Pertamina, Kerugian Negara Capai Rp 285 Triliun
Mulai 14 Juli, Jam Masuk SMA/SMK/SLB di Jabar Dimajukan ke 06.30 WIB, MPLS Libatkan TNI-Polri
Mentan Akan Umumkan 212 Merek Diduga Jual Beras Oplosan
Jokowi Harap Nama Baiknya Dipulihkan Usai Kasus Ijazah Palsu Naik Penyidikan

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 09:51 WIB

Menteri ATR: 48 Persen Lahan Bersertifikat Dikuasai oleh 60 Keluarga

Minggu, 13 Juli 2025 - 22:45 WIB

Gubernur Dedi Mulyadi Temukan Warga Miskin Konsumsi Makanan dari Sampah di Sekitar TPA Sarimukti

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:41 WIB

Putusan MK soal Pemisahan Pemilu Dinilai Lampaui Kewenangan, Dituding Timbulkan Kebuntuan Konstitusi

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:34 WIB

Fakta Baru Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru, Istri Tiga Kali Minta Kamarnya Dicek

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:05 WIB

Ayah dan Anak Jadi Tersangka Korupsi Minyak Mentah Pertamina, Kerugian Negara Capai Rp 285 Triliun

Berita Terbaru

Foto: Seorang ASN BKKBN Sulteng bernama Ariel Huma meninggal di Kabupaten Donggala. (dok. istimewa)

Editorial

Negara yang Sibuk Membangun, Tapi Lupa Jalan Pulang

Senin, 14 Jul 2025 - 08:51 WIB