Brussels, Mevin.ID – Uni Eropa (UE) menunjukkan sinyal kuat untuk membuka jalan damai melalui perundingan pakta perdagangan bebas dengan Amerika Serikat.
Namun, di sisi lain, blok ini juga bersiap dengan langkah balasan jika negosiasi gagal dan ketegangan dagang meningkat.
Dalam pertemuan para menteri perdagangan di Luksemburg pada hari Senin, mayoritas menyepakati bahwa diplomasi harus didahulukan untuk mencegah perang dagang habis-habisan.
Komisaris Perdagangan UE, Maros Sefcovic, menyatakan bahwa UE sedang menyusun daftar langkah balasan yang proporsional terhadap tarif AS atas baja dan aluminium.
“Jika kita bicara soal baja, aluminium, dan turunannya, nilainya mencapai sekitar €26 miliar [$28 miliar],” ujar Sefcovic.
Ia menambahkan bahwa daftar akhir sanksi akan disesuaikan berdasarkan masukan dari negara-negara anggota, dan kemungkinan nilainya lebih rendah dari total potensi kerugian.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, sebelumnya menyuarakan kesiapan UE untuk merundingkan kesepakatan tarif nol untuk produk industri. Namun, langkah balasan tetap dijalankan: bea masuk atas barang-barang tertentu dari AS akan mulai berlaku pada 15 April, dengan gelombang kedua pada 15 Mei.
“Cepat atau lambat, kita akan duduk satu meja dengan AS dan mencari kompromi yang bisa diterima kedua belah pihak,” lanjut Sefcovic.
Jika negosiasi gagal, UE juga mempertimbangkan penggunaan Instrumen Anti-Pemaksaan (ACI), yang bisa membatasi akses perusahaan AS ke kontrak publik atau bahkan menargetkan sektor layanan.
Namun, ini dianggap sebagai langkah ekstrem. Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Harris, menyebut ACI sebagai “opsi nuklir”, dan menyatakan banyak negara anggota belum siap untuk mengaktifkannya.
UE saat ini menghadapi tarif sebesar 25% atas baja, aluminium, dan mobil dari AS, serta bea masuk 20% untuk sebagian besar barang lainnya, akibat kebijakan proteksionis era Presiden Donald Trump.
Dalam konteks ini, UE berada pada posisi tawar yang lebih rendah dibanding AS: impor dari AS mencapai €334 miliar, sementara ekspor UE ke AS mencapai €532 miliar pada 2024.
Menteri Perdagangan Belanda, Reinette Klever, menyerukan ketenangan. “Kita harus merespons secara tenang dan menghindari eskalasi. Pasar sudah memberi sinyal dampaknya bila ketegangan langsung meningkat,” ujarnya. Meski demikian, ia menegaskan bahwa UE tetap siap melakukan pembalasan demi membawa AS ke meja perundingan.
Namun, ketegangan tetap membayangi. Trump mengancam akan membalas dengan tarif hingga 200% pada produk minuman beralkohol dari UE, jika blok tersebut melanjutkan rencana bea masuk 50% untuk bourbon dari AS.
Ancaman ini telah memicu kekhawatiran di Prancis dan Italia—dua negara eksportir utama anggur dan minuman keras.
Di tengah ancaman perang tarif, Uni Eropa mencoba menyeimbangkan diplomasi dan ketegasan. Jalan damai tetap diutamakan, tetapi senjata ekonomi tetap disiapkan—jika negosiasi berujung buntu.***
Sumber Berita: Al Jazeera





















