Jakarta, Mevin.ID – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia mendapat tanggapan serius dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI menilai rencana tersebut perlu dikaji lebih dalam karena berpotensi menimbulkan kontroversi dan bisa merusak konsolidasi dukungan terhadap Palestina.
“Presiden sudah mengeluarkan pandangan tentang evakuasi, tetapi menimbulkan kontroversi. Kalau dibiarkan, ini menjadi benih-benih retaknya konsolidasi nasional,” ujar Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Senin (14/4) di Jakarta.
Evakuasi Dinilai Kontraproduktif
Sudarnoto menegaskan, relokasi warga Gaza justru bisa menjadi langkah yang kontraproduktif terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Ia mengkhawatirkan upaya ini akan memupuskan harapan rakyat Palestina untuk kembali ke tanah air mereka yang sah.
“Tidak ada jaminan mereka bisa kembali. Ini bisa memberi angin kepada agresor bahwa pengosongan Gaza sah-sah saja,” jelasnya.
MUI menilai seharusnya Indonesia menggunakan kekuatan diplomatiknya untuk menekan Israel dan sekutunya agar menghentikan serangan brutal di Gaza, bukan malah memindahkan rakyat Palestina dari tanah mereka sendiri.
MUI Siapkan Pertemuan dengan Presiden
Dalam waktu dekat, jajaran pimpinan MUI akan menghadap Presiden Prabowo untuk menyampaikan rekomendasi yang dikumpulkan dari berbagai elemen masyarakat terkait isu ini. Sudarnoto mengajak semua pihak untuk menjaga semangat persatuan dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan.
“Kami berharap sinergi antara pemerintah dan masyarakat tetap kuat dalam membela Palestina, tanpa mencederai semangat kemerdekaan mereka,” tegasnya.
Dukungan dari Aktivis Gaza
Pandangan MUI juga diamini oleh aktivis kemanusiaan Muhammad Husein Gaza, yang pernah tinggal langsung di Jalur Gaza.
Ia menilai rencana relokasi justru menguatkan upaya pengosongan wilayah Gaza oleh Israel, sebuah skenario yang menurutnya juga pernah disuarakan oleh PM Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Presiden AS Donald Trump.
“Langkah terbaik adalah menekan agresi dan membuka akses bantuan, bukan merelokasi. Yang paling dibutuhkan warga Gaza saat ini adalah penanganan medis dan bantuan kemanusiaan, bukan dipindahkan dari tanah air mereka,” katanya.***





















