Bekasi, Mevin.ID – Danantara tengah mengembangkan teknologi Waste to Energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi energi melalui pembangunan 33 fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di berbagai daerah. Setiap fasilitas ditargetkan mampu mengolah hingga 1.000 ton sampah per hari.
Proyek ini melibatkan investasi besar dari Danantara, pihak swasta, serta pemerintah daerah. Selain mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA), proyek ini juga akan menghasilkan listrik bagi Perusahaan Listrik Negara, membuka lapangan kerja, dan memberikan nilai ekonomi tambahan dari pengelolaan sampah.
Warga Desa Burangkeng, Kabupaten Bekasi, berharap TPA Burangkeng dapat menjadi salah satu lokasi pilihan penerapan teknologi WTE tersebut.
Selama ini, TPA Burangkeng menjadi titik utama penumpukan sampah di wilayah Bekasi, dan warga menilai teknologi modern sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan lingkungan yang kian mendesak.
“Dari berbagai rapat yang saya ikuti, proyek teknologi mesin persampahan yang akan didatangkan nanti akan dibiayai oleh lembaga keuangan Danantara yang berkolaborasi dengan pihak swasta,” ujar Aep Bin Anung, Ketua Forum Warga Desa Burangkeng Peduli Lingkungan (For-WADES), Rabu (8/10/2025).
Aep berharap seluruh warga mendukung dan menciptakan situasi kondusif menjelang proses penjajakan investor.
Menurutnya, kehadiran teknologi pengolahan sampah akan menjadi langkah besar mengubah TPA Burangkeng dari sekadar tempat pembuangan terbuka menjadi pusat pengolahan modern.
“Warga Burangkeng sangat berharap teknologi ini bisa diterapkan di sini. Selain mengurangi volume sampah, juga memberi nilai tambah ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi warga setempat,” tegas Aep.***
Penulis : Clendy Saputra
Editor : Pratigto





















