WHO: Krisis Gizi di Gaza Memburuk, 74 Orang Tewas Sejak Awal 2025

- Redaksi

Selasa, 29 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dua orang anak Palestina yang mengalami malnutrisi dan cerebral palsy digendong oleh ibunya di tempat pengungsian warga di Jalur Gaza selatan, Palestina, Sabtu (25/7/2025). (Foto: Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Dua orang anak Palestina yang mengalami malnutrisi dan cerebral palsy digendong oleh ibunya di tempat pengungsian warga di Jalur Gaza selatan, Palestina, Sabtu (25/7/2025). (Foto: Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Gaza City, Mevin.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan situasi gizi buruk di Jalur Gaza yang semakin kritis, dengan lonjakan jumlah kematian secara signifikan pada Juli 2025. WHO mencatat setidaknya 74 orang meninggal akibat gizi buruk sejak awal tahun, 63 di antaranya terjadi hanya dalam satu bulan terakhir.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Minggu (27/7), WHO mendesak upaya segera dan berkelanjutan untuk mengirimkan pasokan makanan, obat-obatan, serta terapi gizi bagi anak-anak dan kelompok rentan di Gaza. WHO juga menekankan perlunya percepatan pengiriman pasokan esensial lainnya di tengah keterbatasan logistik dan keamanan.

Menurut WHO, kasus gizi buruk melonjak tajam sejak Mei. Pada dua pekan pertama Juli saja, lebih dari 5.000 anak di bawah lima tahun dirawat di rumah sakit karena gizi buruk. Sekitar 18 persen dari mereka didiagnosis mengalami gizi buruk akut parah (severe acute malnutrition/SAM).

Dari total korban meninggal terkait gizi buruk sejak awal 2025, WHO mencatat 24 di antaranya adalah anak balita, satu anak lebih tua, dan 38 orang dewasa. Gaza City dilaporkan sebagai wilayah dengan dampak terburuk, di mana hampir satu dari lima balita mengalami gizi buruk akut.

“Angka-angka ini kemungkinan jauh lebih tinggi karena banyak wilayah masih sulit dijangkau dan fasilitas kesehatan terbatas,” kata WHO dalam keterangannya. Laporan juga menyebut banyak ibu hamil di Gaza kini menderita gizi buruk parah.

Kapasitas empat pusat perawatan gizi buruk di wilayah tersebut saat ini sudah terlampaui. Fasilitas kehabisan bahan bakar, pasokan medis, dan tenaga kesehatan yang tersisa dilaporkan mengalami kelelahan ekstrem. WHO juga menyebut sistem air dan sanitasi yang rusak turut memperburuk kondisi, memicu penyebaran penyakit dan mempercepat siklus kematian.

Selain dampak medis, WHO menyoroti risiko keamanan yang tinggi bagi warga sipil. Sejak 27 Mei, lebih dari 1.060 orang tewas dan 7.200 lainnya terluka saat mencoba mendapatkan makanan di tengah kondisi yang kacau dan penuh bahaya.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Efek Domino Putusan MK: Ketua KPK hingga Kepala BNN Terkena Imbas
Larangan Polisi Rangkap Jabatan Sipil, Jimly: “Tak Ada Ruang untuk Tafsir”
Sebagian Besar dari 40 Masukan Publik untuk RUU KUHAP Diakomodasi Pemerintah dan DPR
Gerindra Pertimbangkan Penolakan Kader terhadap Rencana Masuknya Budi Arie
Roy Suryo dan dr Tifa Diperiksa 9 Jam, Jawab 377 Pertanyaan dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi
DPR–Pemerintah Sepakat Hapus Status Polri sebagai Penyidik Tertinggi dalam RKUHAP
Da’i Bachtiar: Ledakan di SMAN 72 Lebih Berbahaya dari Terorisme Konvensional
Yusril: Putusan MK Jadi Titik Balik Reformasi Kepolisian

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 14:12 WIB

Efek Domino Putusan MK: Ketua KPK hingga Kepala BNN Terkena Imbas

Jumat, 14 November 2025 - 13:48 WIB

Larangan Polisi Rangkap Jabatan Sipil, Jimly: “Tak Ada Ruang untuk Tafsir”

Jumat, 14 November 2025 - 10:54 WIB

Sebagian Besar dari 40 Masukan Publik untuk RUU KUHAP Diakomodasi Pemerintah dan DPR

Jumat, 14 November 2025 - 10:44 WIB

Gerindra Pertimbangkan Penolakan Kader terhadap Rencana Masuknya Budi Arie

Jumat, 14 November 2025 - 09:52 WIB

Roy Suryo dan dr Tifa Diperiksa 9 Jam, Jawab 377 Pertanyaan dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi

Berita Terbaru