Bandung, Mevin.ID – Grup Pecinta Alam (GPA) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 dengan semangat kebersamaan dan inovasi. Acara yang digelar pada Sabtu-Minggu, 22-23 Februari 2025, di Venue Panjat Tebing FPTI Cikole, Lembang, ini sukses menyatukan 157 anggota dari berbagai angkatan.
Tema “Menjelajah Tanpa Batas, Menyatukan Generasi” menjadi pusat perayaan, menegaskan komitmen GPA untuk terus berkembang di tengah tantangan zaman.
GPA, yang didirikan pada 23 Februari 1980 oleh James Asiano Lontoh dan Djaka Winarso—dua siswa SMAN 2 Bandung—kini telah menjadi wadah bagi pecinta alam dari berbagai generasi. Acara HUT ke-45 ini dikomandani oleh Thomas Erdiana (angkatan 2) dan Ari Marifat (angkatan 6), yang berhasil menghadirkan atmosfer hangat dan penuh semangat.
Tak hanya dihadiri oleh anggota internal, acara ini juga menyambut kehadiran tamu kehormatan, termasuk Kang Agus “Ule” Subekti Muharram (anggota Wanadri yang melatih angkatan 1 GPA), Letkol Inf Rommy Aditya Nanda E., SE., M.I.P. (Danse Para Pusdikpassus), dua guru SMAN 2 Bandung, serta tiga anggota Pramuka SMAN 2 Bandung.
Tema “Menjelajah Tanpa Batas, Menyatukan Generasi” dipilih untuk mencerminkan visi GPA yang tidak hanya terbatas pada penjelajahan fisik, tetapi juga meliputi eksplorasi ide, kreativitas, dan inovasi.
“Menjelajah Tanpa Batas” menggambarkan bagaimana kemajuan teknologi dan digitalisasi membuka peluang tanpa batas, sementara “Menyatukan Generasi” bertujuan mempererat hubungan antaranggota dari angkatan 1 hingga angkatan 37.
“Kami ingin menunjukkan bahwa GPA bukan sekadar tentang mendaki gunung atau menjelajahi alam, tetapi juga tentang bagaimana kami bisa beradaptasi dengan perubahan zaman,” ujar Thomas Erdiana, salah satu penggagas acara.
Dalam sambutannya, perwakilan GPA menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi untuk memperkuat ikatan antaranggota. “Dengan semangat menjelajah tanpa batas, dunia menjadi lebih kecil dan lebih terhubung. Sementara itu, dengan menyatukan generasi, kebijaksanaan masa lalu dan inovasi masa kini dapat berjalan berdampingan,” ujarnya.
Media sosial, konferensi virtual, dan kecerdasan buatan disebut sebagai alat yang memungkinkan pertukaran informasi lebih cepat dan luas. Di sisi budaya, tema ini juga mendorong pelestarian tradisi lokal melalui platform digital, memungkinkan generasi muda mengenal warisan leluhur sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Selain menjadi ajang silaturahmi, peringatan HUT GPA ke-45 juga menampilkan dua proyek musik yang menghibur dan memeriahkan suasana. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa semangat GPA tetap hidup dan relevan, bahkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
“Ini adalah momen yang sangat spesial. Kami tidak hanya merayakan ulang tahun, tetapi juga merayakan semangat kebersamaan yang telah terjalin selama 45 tahun,” kata Ari Marifat, pengolah acara.
Grup Pecinta Alam (GPA) didirikan pada 23 Februari 1980 oleh James Asiano Lontoh dan Djaka Winarso. Selama 45 tahun, GPA telah menjadi wadah bagi para pecinta alam untuk mengeksplorasi alam, mengembangkan kreativitas, dan membangun persaudaraan lintas generasi.***



 
					






 
						 
						 
						 
						 
						










